Festival Tanabata sering dirayakan dengan menulis harapan pada sebuah kertas Tanzaku, kemudian digantung pada batang bambu. Pada hari yang sama, banyak pohon yang didekorasi dan dihanyutkan di atas sungai atau laut dan dibakar sebagai persembahan. Banyak cara untuk merayakan festival ini di Jepang, seperti dengan parade, membuka stand makanan, memasang berbagai macam dekorasi berwarna-warni, dan juga kembang api. Tapi apakah minna tau tentang sejarah dari festival Tanabata? Langsung saja simak artikel berikut ini!

Tanabata memiliki arti malam ketujuh pada bulan ketujuh, yang juga disebut sebagai festival bintang ini dikatakan berasal dari festival Qixi dari Cina. Tujuan utama festival ini yaitu untuk merayakan pertemuan Orihime (bintang Vega) dan Hikoboshi (bintang Altair) yang dipisahkan oleh galaksi Bima Sakti dan hanya diperbolehkan untuk bertemu setahun sekali, pada hari ketujuh di bulan ketujuh kalender lunisolar. Karena orang Jepang telah menggunakan kalender Gregorian, perayaan festival Tanabata diubah menjadi tanggal 7 bulan Juli, meski ada beberapa tempat di Jepang yang merayakan festival ini sebulan kemudian untuk menyamakan dengan tanggal 7 bulan 7 pada kalender lunisolar (sekitar bulan Agustus pada kalender Gregorian).

Sumber: Universe Today

Seperti festival Qixi dari Cina dan Chilseok dari Korea, Tanabata terinspirasi dari legenda “Gadis Penenun dan Sang Penggembala Sapi”. Cerita bermula dari Orihime (織姫), putri dari Tentei (天帝), yang menenun di pinggir sungai Amanogawa (天の川). Ayahnya menyukai pakaian yang ditenun oleh Orihime sehingga ia bekerja keras setiap hari untuk menenunnya. Namun, Orihime menjadi sedih karena dengan terus bekerja, ia tidak dapat bertemu dan jatuh cinta dengan siapa pun. Khawatir dengan putrinya, Tentei mempertemukan Orihime dengan Hikoboshi (彦星) yang tinggal dan bekerja di sisi lain Amanogawa. Saat keduanya bertemu, mereka langsung jatuh cinta satu sama lain dan menikah tak lama kemudian. Namun, setelah menikah, Orihime tidak lagi menenun pakaian untuk Tentei dan Hikoboshi membiarkan sapi-sapinya berkeliaran. Marah karena hal itu, Tentei memisahkan dua pasangan itu sepanjang sungai Amanogawa (galaksi Bima Sakti) dan melarang mereka untuk bertemu.

Orihime menjadi sangat sedih karena kehilangan suaminya dan meminta ayahnya untuk memperbolehkan ia bertemu dengan suaminya. Tentei tergerak hatinya oleh air mata putrinya dan akhirnya memperbolehkan mereka berdua bertemu pada hari ketujuh di bulan tujuh, jika Orihime bekerja keras dan menyelesaikan tenunannya. Saat pertama kali mereka berdua mencoba bertemu, mereka tidak bisa menyebrangi sungai Amanogawa karena tidak ada jembatan. Orihime menangis tersedu-sedu sampai kawanan burung kasasagi menghampiri Hikoboshi dan Orihime, dan membantu untuk membuat jembatan dengan sayap mereka sampai mereka bisa menyebrang dan bertemu. Dikatakan bahwa apabila turun hujan saat Tanabata, maka burung tersebut tidak dapat datang dan kedua pasangan tersebut harus menunggu lagi satu tahun untuk bisa bertemu, sehingga orang Jepang berharap langit cerah saat malam Tanabata agar mereka berdua dapat saling bertemu.

Sumber: Wikipedia, Japan Suite