hadashinogen1

Saat kita membaca sebuah manga, selain menikmati gambar serta ceritanya, tentu saja ada pelajaran yang dapat dipetik di dalamnya. Hal ini sudah pasti berlaku, baik manga yang baru ataupun manga lama yang telah berlalu 40 tahun lamanya.

Ketika genre manga semakin meluas dengan berbagai genre, cerita kehidupan sehari-hari, fantasi hingga harem, entah karena perkembangan jaman atau karena menyesuaikan dengan selera pasaran. Hadashi no Gen adalah salah satu manga yang mengingatkan kembali pada kita bahwa membuat manga bukan hanya karena suka, lebih dari itu, manga adalah tuangan ide, juga pengalaman dan kisah hidup sang penulis. Sebagai sebuah manga autobiografi, Hadashi no Gen telah sukses menggambarkan dampak peperangan, kengerian bom atom, penderitaan, sedih dan amarah yang diderita oleh rakyat, korban dari kejinya peperangan.

Keiji-Nakazawa

Hadashi no Gen muncul pada 4 Juni 1973 dalam Shukan Shonen Jump. Berbeda dengan tema manga saat itu dimana robot sedang populer, sang pengarang, Nakazawa Keiji mengangkat kisah hidupnya sebagai korban yang berhasil selamat dari pemboman Hiroshima. Melalui  manga miliknya ia memberitahukan kepada pembaca dan kepada dunia kejadian mengerikan tersebut.

Carnage

Menceritakan mengenai Nakaoka Gen, seorang anak laki-laki berumur 6 tahun dan keluarganya yang tinggal di Hiroshima pada waktu perang dunia kedua. Keluarga Gen yanghidup pas-pasan semakin menderita karena saat itu barang berharga mereka terutama yang terbuat dari besi diambil secara paksa oleh tentara Jepang untuk dijadikan senjata. Kehidupan milik Gen dan keluarganya, hancur dalam sehari ketika pesawat Amerika lewat dan menjatuhkan bom atom “Little boy” yang sanggup melelehkan besi dan beradiasi. Kehilangan rumah, ayah serta saudaranya, Gen dan ibunya, Kimie, harus berjuang untuk hidup menghadapi kondisi Hiroshima saat itu yang telah hancur sementara makanan dan air minum telah terkontaminasi.

hadashinogen2

Manga tersebut juga telah ditempatkan dalam pendidikan Jepang sebagai manga yang mengajarkan betapa pentingnya kedamaian dan ditempatkan dalam perpustakaan sekolah. Tetapi akhir-akhir ini akses siswa terhadap manga tersebut dibatasi karena dianggap menampilkan gambar yang terlalu berat untuk dibaca oleh anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan mental, seperti kekerasan dan kebrutalan yang dilakukan oleh tentara Jepang. Namun terlepas dari kontroversinya, Hadashi no Gen merupakan manga autobiografi luar biasa yang telah diterjemahkan lebih dari 20 bahasa termasuk bahasa Indonesia, diangkat sebagai film, musical, dan terjual lebih dari 10 juta kopi.

Meski sudah 40 tahun berlalu, namun karya Nakazawa Keiji tetap bertahan dan memberikan pelajaran kepada pembacanya bahwa perang hanya akan membawa derita, Hadashi no Gen menyalurkan harapan sang pengarang kepada pembacanya di dunia untuk berusaha menciptakan dunia tanpa perang dan senjata nuklir.

 

sumber:

http://www.tcj.com/keiji-nakazawa-interview/

http://media.kompasiana.com/buku/2012/08/09/gen-si-kaki-ayam-getirnya-perang-dari-sisi-yang-berbeda-477854.html

http://www.japantimes.co.jp/news/2013/08/22/national/dont-curb-barefoot-gen-matsue-principals/

http://www.japantimes.co.jp/news/2013/08/21/reference/barefoot-gen-pulled-as-anti-war-images-strike-too-close-to-home/#.UhcrF9L7Cgo