Konnichiwa minna~ Tahun ini Nippon Club tak ingin ketinggalan salah satu event jejepangan terbesar di Indonesia, yaitu Little Tokyo Ennichisai! Kegiatan yang diselenggarakan secara berkala setiap tahunnya sejak 2010 ini diadakan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, 24-25 Mei 2014. Ennichisai tahun ini mengangkat tema “It’s Time to Jump”, dan pada tanggal 25 Mei 2014 diadakan event marathon pertama tanda persahabatan Indonesia dan Jepang, yaitu Jakarta “Kizuna” Ekiden! Mari simak liputannya!


DAY 1


Setelah tiba di belakang Blok M Square alias Pop Culture Area, kami langsung disambut oleh suara merdu dari Vocal Group T.H.E dan kemudian dilanjutkan oleh HenoHenoMoHeji yang membawakan lagu-lagu Vocaloid, salah satunya “Just Be Friends”.

Penampilan luar biasa dari mereka membuat kami makin semangat untuk menjelajahi kawasan Blok M yang luas!

Di sekitar panggung Pop Culture sendiri terdapat banyak booth seperti Animax, Gramedia, CLAS:H, hingga stasiun televisi seperti Global TV. Sepanjang Pop Culture Area juga dipadati oleh para cosplayer dalam beraneka kostum.

Tak hanya Pop Culture Area saja yang penuh baik oleh pengunjung dan cosplayer, keramaian yang lebih hebat lagi berada di Main Area depan Blok M Square. Jalan raya ditutup dan didirikan beraneka macam booth di kiri-kanannya. Dari merchandise (sebut saja topeng karakter ikonik asli Jepang seperti Anpaman, kemudian poster dan sebagainya), hidangan kuliner (Apple Candy!! Dan aneka makanan seperti takoyaki, okonomiyaki, taiyaki, kakigori), sampai permainan yang ada di festival Jepang pada umumnya. Tak lupa juga ada stand Ambassador Café yang menyediakan minuman gratis, seperti green tea, dan ice coffee *ketahuan suka gratisan*. Semua booth-booth tersebut dapat kalian temui di Main Area ini.

Tak ketinggalan penampilan tarian tradisional Jepang di panggung kecil di sisi jalan yang memukau para pejalan kaki.

Kemudian di Traditional Stage juga diramaikan dengan penampilan-penampilan menarik, seperti tarian tradisional yang dibawakan oleh Ai Project: Nihon Buyou (mungkin ada di antara minna yang mendengar melodi Kopi Dangdut –atau Coffe Rumba/Moliendo Cafe dalam versi Jepangnya?), tarian yang dibawakan oleh Yosakoi Soran dan Hyakka Ryouran Yosakkoi, Eisa by U-maku Eisa Shinka, serta penampilan band No Generation Gaps.

Tiba-tiba pengunjung diminta untuk menepi oleh panitia. Yup, saatnya menyaksikan arak-arakan mikoshi (miniatur kuil Shinto yang dapat dipindahkan) yang diusung secara beramai-ramai di atas pundak, mengelilingi Blok M diikuti oleh dashi (kereta besar –di atasnya terdapat banyak anak kecil yang memainkan taiko atau bedug). Sambil mengarak mikoshi, teriakan “Soyaaa!” terus diserukan sehingga pengunjung dapat merasakan semangat para pengusung kuil kecil tersebut. Penampilan para anak kecil dalam menabuh taiko juga patut diacungi jempol. Arak-arakan mikoshi ini berhenti di tiga titik sekitar Main Area.

Sementara itu di Pop Culture Stage terdapat penampilan dari DJ Redshift serta CLAS:H Cosplay Competition, serta Komutoku Tokusatsu Cosplay Performance yang tentunya sangat menarik bagi penggemar Tokusatsu! Meski hari sudah mulai gelap, pengunjung tetap bersemangat sampai acara berakhir.


Day 2



Krik krik krik.. *terdengar suara serangga di tengah siang hari*.

Hari kedua Ennichisai diawali dengan sebuah lomba fenomenal tempat para “makhluk buas” berkeliaran, yaitu “lomba makan ramen” yang terletak ditengah panggung Main Area blok M. Di dalam setiap lomba makan, gender tidak dipedulikan. Ya… laki-laki maupun perempuan sama “ganas”nya dalam menyantap ramen yang disediakan. Seiring berjalannya waktu, pemenangnya pun tampak. Selamat untuk Mr. D !! (sebut saja begitu) Omedetou!! Bagi peserta yang kalah, jangan patah semangat masih ada tahun depan kok, SEMANGAT!!

Di Main Area depan blok M, kedatangan 3 pelawak dari Jepang “3 GAGA HEADS!”, dan bagi bapak bapak dan ibu ibu yang hanya menemani anaknya atau hanya ikut heboh di blok M, bakal merasa terkejut melihat penampilan 3 pelawak ini, penampilannya yang kocak dan konyol membangkitkan suasana hati tim (eh?), dan menghibur para hadirin dan pejalan kaki yang lewat. Tak lupa juga setelah penampilan 3 pelawak, acara di lanjuti dengan tarian yang dibawakan oleh “Yosakoi Soran dan Hyakka Ryouran Yosakkoi.”

Warning!! Sekarang saatnya membahas main attraction dari Little Tokyo Ennichisai. Karena hari pertama pembaca sudah mengetahui sedikit beberapa informasi mengenai arak-arakan yang satu ini, mari kita bahas lebih lanjut (dikit aja), yang membedakan Komishi dan dashi. Komishi dan Dashi bertujuan untuk menjaga diri dalam perjalanan dari roh jahat sudah populer di Jepang, yang membedakannya adalah Komishi diangkat/bawa anak kecil, sedangkan Dashi dibawa anak gede, eh, pria dewasa. Dashi tidak diangkat, melainkan diletakkan di jalan dan ditarik dengan tali dengan ukuran kurang lebih 20m, dikarenakan ukurannya yang besar dan berat yang mengakibatkan susah diangkat.

Hampir seharian tim Nippon club berkutat di Main area blok M dan berhasil menjepret dan mengabadikan beberapa foto cosplayer yang tampak disekitar situ.

Sebelum memasuki malam hari yang panjang, dan sekaligus merupakan malam penutupan Festival Ennichisai 2014, ada beberapa acara keren yang tidak boleh ketinggalan. Diantaranya adalah penampilan sebuah band penabuh taiko-“Wadaiko”… band? Yup, karena isinya adalah sebuah keluarga penabuh dari jepang. Ada pula penampilan band dari Jakarta KEION- “Jakarta Jackal” *kedengaran ada yang teriak teriak YUKIIIII!!*

Di akhir acara, KEION, Eisa, Taiko Mr.Kato Wadaiko & Mikoshi menemani ratusan pejalan kaki, penonton, dan anda yang mencoba menembus dinding ratusan manusia hanya untuk mendapatkan tempat yang nyaman untuk menyaksikan sela sela waktu sebelum Ennichisai 2014 benar benar ditutup. Dan Mikoshi menjadi penutupnya.

Di sisi lain, kawasan pop culture dari pagi sampai malam masih tetap ramai, hanya saja lebih ramai bagian panggung, dimana penampilan Komutoku Tokusatsu Cosplay Performance di malam hari masih tetap disajikan, dan diakhir acara, CLAS:H Cosplay Competition menjadi penutup untuk serangkaian acara ennichisai di kawasan pop culture (atau pop culture stage).

Sekian laporan dari tim Nippon Club! Otsukare untuk semua performer, security dan para staff karena tanpa kalian Ennichisai tahun ini tidak akan sukses. Sampai jumpa di liputan Nippon Club selanjutnya~