Upacara Teh Tradisional Jepang
Sumber: Super Vital Greens
Hijau warnanya, menyegarkan aromanya, tinggi kualitasnya, bermanfaat bagi tubuh yang meminumnya. Minna pasti sudah tahu tentang minuman yang satu ini, yaitu teh hijau atau Matcha. Namun teh hijau ini bukan semata-mata teh hijau yang minna bisa temui di restoran biasa, maupun minuman dalam bentuk kemasan. Matcha adalah teh hijau berupa bubuk yang telah diolah sedemikian rupa dari daun teh sehingga memiliki kualitas yang lebih tinggi. Kali ini kita akan berbicara mengenai tata cara menikmati Matcha di upacara teh tradisional Jepang, yang disebut dengan chanoyu, atau sadō / chadō.
Dalam upacara teh, host (tuan rumah) berpakaian dengan kimono, dan sang tamu mengenakan pakaian formal biasa atau kimono juga. Tamu-tamu diharapkan menunggu di suatu ruangan menunggu dulu, sampai saatnya mereka diminta masuk oleh host. Tamu-tamu membersihkan tangan dan mulutnya dengan air dari sebuah bak batu, kemudian melepaskan alas kaki ketika memasuki ruangan. Makanan sederhana yang dikenal dengan kaiseki atau chakaiseki dihidangkan kepada para tamu, kemudian disertai dengan sake dan manisan wagashi yang dimakan dari kertas spesialnya yang disebut kaishi. Setelah sesi makan tersebut selesai, para tamu akan diminta menunggu lagi di ruang tunggu.
Sumber: Way of Tea
Saat dipanggil lagi oleh tuan rumah, para tamu akan sekali lagi membersihkan tangan dan mulutnya, kemudian masuk ke ruangan untuk menikmati Matcha. Peralatan seperti mangkuk teh (chawan), pengaduk (chasen), dan sendok teh (chashaku) dibersihkan di dalam ruangan dengan kehadiran para tamu dan kemudian diletakkan dengan posisi tertentu. Selesainya ritual pembersihan dan peletakkan peralatan tersebut dilanjutkan dengan host memasukkan bubuk teh hijau ke dalam mangkuk teh, dan air panas dengan jumlah yang mengimbangi jumlah bubuk teh dalam mangkuk, lalu diaduk dengan gerakan tertentu. Teh yang siap dihidangkan di berikan oleh host kepada tamu pertama, diikuti dengan tindakan menghormati seperti saling menunduk antara host dan tamu tersebut. Tamu pertama menunduk ke tamu kedua dan mengangkat mangkuk teh dengan gerakan tertentu sebagai penghormatan terhadap tuan rumah.
Sumber: Way of Tea
Sumber: Delcampe
Mangkuk teh diputar agar tidak diminum dari depan mangkuk itu. Biasanya sang tamu akan memuji tuan rumah melalui teh tersebut. Setelah membersihkan pinggirannya, mangkuk teh diserahkan ke tamu kedua, juga dengan saling menunduk. Tamu kedua akan melakukan tata cara yang serupa dengan tamu pertama, kemudian diteruskan hingga mangkuk teh kembali ke tangan host. Hal ini terjadi ketika dilakukan upacara minum teh dari mangkuk teh yang sama. Ada juga upacara yang dimana tamu-tamunya meminum teh dari mangkuk masing-masing, namun tata cara penyajiannya sama.
Setelah membersihkan lagi peralatan-peralatan teh Matcha tersebut, para tamu diizinkan untuk melihat-lihat kembali peralatan-peralatan yang digunakan, dan memujinya, terlebih pada mangkuk teh yang digunakan. Disebabkan karena mangkuk yang digunakan bukan peralatan yang biasa, namun adalah suatu karya yang artistik dan berharga, yang dijaga baik secara ketat.
Sumber: Hibiki-an
Upacara teh selesai dengan kepergian para tamu yang disertai dengan tunduk hormat dari host yang berdiri di depan pintu. Upacara teh dapat berlangsung hingga selama 4 jam, tergantung dari jumlah tamu dan jenis hidangan teh maupun makanannya.
Akan menyenangkan bila suatu saat kita dapat merasakan ketenangan sambil menikmati teh Matcha seperti di dalam upacara teh tersebut. Jika minna berkesempatan menikmatinya, jangan lupakan tata cara meminum teh tersebut yaa. Sebaiknya diingat bahwa upacara tradisional sangat penting dan perlu dilakukan dengan benar di Jepang.