Mungkin kita sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata otaku. Otaku adalah sebutan untuk orang yang terobsesi pada kegemarannya pada anime, manga, atau game. Nah, ternyata ada penyakit yang hanya menyerang otaku! Berikut adalah daftarnya :
1. Chuunibyou
Kurang lebih Chuunibyou diartikan sebagai “penyakit / sindrom / gejala kelas 2 SMP”. Chuunibyou adalah gejala yang membuat seorang anak yang berusia sekitar 14 tahun bersikap seperti mempunyai kekuatan supernatural atau sejenisnya. Kebanyakan juga bersikap angkuh, dan bahkan meremehkan hal – hal disekitarnya. Sikap seperti ini biasanya ditemukan pada anak muda yang akan memasuki masa pubertas. Namun masih ada anak yang berusia lebih tua (Anak SMA keatas) yang masih berperilaku seperti ini.
2.Weeaboo
Weeaboo terkadang disamakan dengan WAPANESE, singkatan dari “Want To Be Japanese (Ingin Menjadi Orang Jepang)”, “JAPANESE Wannabe”, “Japanese Imitation(Imitasi Orang Jepang)”, atau “Alay Jejepangan”. Weeaboo dapat dikatakan sebagai Otaku yang lebih ekstrim. Tidak semua otaku adalah Weeaboo, namun Weeaboo biasanya adalah otaku.
Weeaboo adalah orang yang suka menunjukan dirinya “Seperti Orang Jepang”, melebihi orang Jepang yang asli. Mereka sebenarnya adalah orang – orang yang terobsesi dengan Jepang, Orang Jepang dan bertingkah laku seperti hidup di Jepang, berbicara dengan logat orang Jepang. Walaupun sebenarnya mereka bukan orang Jepang, bukan penduduk Jepang, dan tidak tinggal di Jepang.
Inspirasi mereka berasal dari anime atau manga. Dalam pikirannya, Jepang adalah “Tanah Suci” di planet, dan semua hal tentang Jepang adalah hal – hal yang sangat “superultrafantasticmegawesome”.
3. Hikikomori
Hikikomori dalam bahasa Jepang berarti “Menarik Diri” dan mulai menarik perhatian media massa sejak tahun 1999 – 2000 karena kasus nya lumayan luar biasa. Diduga saat ini ada 2 Milyar anak muda Jepang (Sebagian besar berumur 13 – 19 tahun) yang terkena penyakit ini. Hikikomori tidak pernah keluar dari kamar (atau rumah). Faktanya, ada beberapa orang yang tidak keluar dari kamarnya selama 10 tahun (tentunya dalam kamar tersebut ada kamar mandinya).
80% Hikikomori adalah anak laki – laki dan gejala ini sering ditemukan pada negara berkembang. Di banyak negara, hikikomori dianggap sebagai masalah psikologis, sindrom, PDD (Pervasive Developmental Disorder) dan autis. Hanya di Jepang, Hikikomori dianggap sebagai gejala sosial. Sebagian besar orang berasumsi kalau faktor keluarga berada dibalik kasus – kasus Hikikomori. Hilangnya peran Ayah (terlalu sibuk bekerja), Ibu yang terlalu memanjakan anak, dan tekanan akademik di sekolah, bullying, dan bertambahnya video game di Jepang. Semakin tua seorang Hikikomori, semakin sedikit Ia akan sanggup berada di dunia luar. Ada kemungkinan bahwa Ia tak dapat kembali bekerja atau membangun hubungan sosial yang normal, seperti pernikahan.
4. Nijikon
Nijikon adalah istilah di Jepang yang digunakan untuk orang – orang yang hanya tertarik atau terobsesi dengan wujud karakter dua dimensi dari anime, manga, atau video game. Istilah ini adalah singkatan dari “Nijigen Kompurekkusu (Kompleks 2 Dimensi)”.
Otaku yang terobsesi dengan satu atay lebih karakter anime, manga, atau video game sering menganggap diri mereka sebagai Otaku Nijigen (Niji Ota) atau Otaku Penggemar 2 Dimensi. Namun, orang tersebut tidak pernah mengaku kalau Ia menderita Nijikon.
Kebanyakan Nijikon diderita oleh laki – laki. Dalam kasus serius, laki – laki Nijikon hanya menyukai karakter perempuan yang ada di Anime, Manga, atau Video Game. Rasa ketertarikan pada lawan jenis dalam dunia nyata sudah tidak ada lagi.
Pernah juga ada kasus dimana seorang Otaku Korea menikahi dakimakuranya sendiri yang tertempel karakter anime Mahou Shoujo Lyrical Nanoha, yaitu Fate Testarossa.
Itulah penyakit – penyakit yang hanya menyerang Otaku. Perlu diingatkan lagi kalau tidak semua Otaku terserang penyakit di atas dan tidak seaneh itu. Bagi yang otaku, apa kalian pernah terserang penyakit diatas, atau masih termasuk di dalamnya?
Source : Wikipedia, alvinecold.blogspot.co.id