Pergantian tahun sudah dekat, Tahun baru adalah saat-saat yang paling dinantikan untuk akhir tahun ini karena merupakan saat yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga atau teman. Pesta kembang api dan bunyi terompet menjadi ciri khas tahun baru, namun berbeda dengan Jepang. Mengapa demikian ?

Tahun Baru di Jepang dirayakan dengan keheningan, merupakan destinasi yang tepat untuk para wisatawan yang menyukai suasana tenang. Pada Malam Tahun Baru (Ōmisoka), penduduk di Jepang akan menyantap toshikoshi-soba (Mie Pergantian Tahun) bersama-sama. Kemudian di setiap rumah akan mempersiapkan Osechi, Hidangan yang dinikmati saat tahun baru. Dikatakan bahwa memasak saat 3 hari pertama di tahun baru akan mendatangkan kesialan.

Pada tengah malam, sebagian orang akan mengunjungi kuil untuk Hatsumode (Kunjungan di Tahun Baru). Setiap kuil akan menyajikan Amazake (Sake Manis) untuk pengunjungnya. Para pengunjung juga dapat menarik Omikuji, semancam undian setelah berdoa. Isinya adalah Keberuntungan besar, tengah, dan kecil.

Kemudian tepat di jam 12 malam, lonceng akan dibunyikan sebanyak 108 kali. Berdasarkan kepercayaan agama Buddha, angka 108 bermakna keinginan jahat yang ingin kita lakukan. Maka dengan mendengarkan atau membunyikan lonceng sebanyak 108 kali, kita dapat membersihkan diri dari keinginan jahat.

Pagi hari di tahun baru, Kartu pos akan mengisi setiap kotak surat di masing-masing rumah. Tradisi mengirim kartu pos pada saat tahun baru ini disebut juga nengajō, namun sudah mulai ditinggalkan karena teknologi yang lebih canggih seperti SMS muncul.

Makanan tahun baru di Jepang adalah Osechi, masakan yang berupa udang, telur, rebung, rumput laut yang disajikan dalam bento bertingkat. Masakan tersebut mempunyai makna seperti kombu (rumput laut) yang berarti kebahagiaan, kuning telur yang berarti matahari atau emas, udang yang berarti hidup sehat sampai tua dan lain sebagainya. Setelah berhari-hari makan osechi, akan dirayakan Hari Makan Bubur (Okayu no Hi) dengan tujuan untuk membuat perut kembali normal karena sering makan makanan yang sama.

Tahun baru juga diramaikan dengan banyak permainan yang biasanya dimainkan oleh anak-anak. Seperti Hanetsuki, badminton tanpa net dan pemukulnya berupa papan persegi panjang dengan pegangan. Banyak layang-layang (Takoage) yang menghiasi langit tahun baru juga.

Dan hal yang paling dinantikan oleh anak-anak seluruh Jepang, Otoshidama. Ini merupakan tradisi memberi uang untuk anak-anak. Uang tersebut dimasukan ke amplop yang disebut Otoshidama-bukuro, bentuknya sama dengan angpao hanya saja warnanya beragam.

Itulah perayaan tahun baru di Jepang. Bagaimana dengan kalian? Semoga Tahun Baru kalian menyenangkan !

Source : Wikipedia