Bagi kalian yang masih asing dengan nama Gaku Sano, dia adalah pemeran utama dari kazuraba Kouta yang merupakan tokoh utama di seri Kamen Rider Gaim. Dia baru-baru ini mengunjungi Indonesia untuk syuting sebuah acara TV Jepang.
Gaku Sano (23) tampil dalam acara Survival 2016 yang disiarkan oleh TV TBS Tokyo hari Sabtu tanggal 2 Januari 2016 jam 18.00 waktu Jepang. Gaku Sano mendaki Gunung Ijen dengan target pendaratan di sebuah pulau di dekatnya. Sano bersama T.M.Revolution dan 2 artis lainnya, menjadi peserta acara survival tersebut, namun mereka dipencar ke negara lain yaitu Islandia, Afrika dan Selandia Baru sedangkan Sano melakukan survival di Indonesia.
Diawali dari kaki Gunung Ijen Jawa Timur, lalu harus mendaki Guning Ijen dan mencapai check point pertama dalam kurun waktu 30 jam. Lalu menuju check point kedua dalam kurun waktu 30 jam, dan sisanya maksimal 100 jam sudah harus sampai pada tujuan (goal) di sebuah pulau dekat Gunung Ijen.
Para peserta sebelumnya diajarkan beberapa teknik survival terlebih dahulu oleh survival master. Makanan dan botol air 1,2 liter terbatas, peralatan dan berbagai perlengkapan mendaki untuk survival juga diberikan kepada para peserta. Tentu saja makanan dan minuman tersebut sangatlah kurang, tetapi peserta harus bisa survival supaya mencapai goal. Peserta juga diberikan sebuah peta.
Sano pun memulai petualangannya dengan mendaki gunung. Setelah mendaki gunung yang tinggi berbahaya, akhirnya Sano sampai ke puncak gunung dan kaget melihat air dan kawah Ijen yang berwarna hijau telur asin, bersifat asam dan terpengaruh gas alam yang ada disana. Sano pun tidak tahan dengan baunya sehingga menunutupi hidungnya dengan kain.
Setelah itu Sano melihat Blue Fire(青い炎), semburan api di sekitar kawah Ijen yang berwarna biru yang sangat indah. Perpaduan gas alam tertentu dan api yang membentuk semburan api berwarna biru yang membuat Sano kagum dan sedikit takut.
Setelah dari puncak gunung, Sano beristirahat dan lalu dikejutkan dengan laba-laba yang ada di sepatunya yang membuat Sano ketakutan. Karena makanannya habis Sano terpaksa mencari makanan setempat. Beruntung, Sano menemukan kotoran binatang luwak berupa biji kopi yang terbungkus kotoran luwak. Sano mengetahui bahwa itu kotoran luwak karena sebelumnya sudah ditunjukkan oleh survival master saat sebelum perjalanan ini dimulai.
Sano akhirnya sampai di check point pertama yaitu air terjun. Sano langsung melepas bajunya dan mandi disana. Dia merasa sangat senang dan bahkan sempat melakukan atraksi salto.
Malam hari adalah waktu untuk Sano beristirahat dan meramu kotoran Luwak yang dia temukan menjadi kopi. Dia mencuci bersih kotoran tersebut dan ditumbuk lalu direbus dengan air dan ternyata sangat enak. “Wah enak sekali kopi ini ya, saya tidak menyangka kalau kotoran bisa jadi seenak ini” katanya yang sudah pernah mencicipi kopi luwak yang sangat mahal, sekitar 8.000 yen per gelas di Inggris.
Setelah menyusuri hutan Helheim (versi Indonesia) akhirnya sampai juga di tepi pantai tetapi Sano bingung bagaimana cara untuk menuju pulau berikutnya. Karena pulaunya sudah terlihat, akhirnya Sano berenang dengan hanya memeluk satu batang kayu besar sepanjang satu meter dan menaruh tasnya di atas batang kayu. 3 kilometer dengan waktu berenang 3 jam akhirnya sampai di sebuah pulau yang merupakan check point kedua (walaupun sempat terombang-ambing dan berhenti sebentar karena kelelahan).
Sano pun beristirahat terlebih dahulu dan makan sebelum memulai perjalan kembali. Dari pulau tersebut, masih sekitar 7 kilometer lagi menuju tujuan. Belajar dari pengalaman sebelumnya, akhirnya Sano mencari kayu dan bambu lalu membuat rakit dan berlayar. Akhirnya Sano pun sampai di tujuan(goal).
Acara Survival 2016 sangatlah menarik karena kita bisa melihat artis Jepang idola kita menantang maut dan bertahan hidup di daerah yang asing dan tentu saja berbahaya. Mungkin seri berikutnya artis perempuan Jepang yang akan menjadi pesertanya(acara ini akan jadi lebih menarik tentu saja).
Untuk video lengkapnya bisa ditonton di source di bawah ini.
Source : part 1, part 2, part 3, Japan Culture Daisuki