Halo minna-san~ Pada kesempatan kali ini Nippon Club diundang oleh Konsaato untuk berpartisipasi dalam konferensi pers dengan mantan leader dari Goose House yaitu d-iZe yang berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 23 April 2016 di Freeware Spaces. Konferensi pers ini dimulai sekitar 1 jam 30 menit sebelum konser d-iZe berlangsung.

Berikut adalah hasil konferensi persnya:
d: d-iZe

Q: Sejak kapan, d-iZe tahu ada fans di Indonesia dan apa titik balik yang membuat kamu menyadari hal itu?

d: Pertama kali saya bertemu adalah saat fans-fans yang twitcasting dengan saya tapi yang paling besar interaksinya mungkin saat lagu Goose House menjadi lagu ending dari anime “Gin no Saji”. Dari situlah, menurut saya merupakan sebuah momen dimana saya menemukan banyak fans.

Q: Mengapa memilih d-iZe sebagai nama panggung?

d: d-iZe berarti “dream realize” or “drama realize”. saya ingin membuat suatu “d” menjadi nyata. Kalau di Jepang, d-iZe (dibaca: Daizu) adalah nama dari kedelai yang dipakai campurkan dengan tofu. Daizu merupakan nama yang tidak asing jadi orang lain bisa mengingat dengan mudah nama saya.

Q: d-iZe kan sendiri disini untuk konser, bagaimana perasaanmu konser sendiri tanpa ditemani grupnya seperti dulu dan bagaimana dengan konsep konsernya hari ini?

d: Tujuan saya bernyanyi adalah untuk membuat penonton terhibur jadi sebenarnya tidak ada perbedaan konser sendiri atau bersama grup. Ini konser pertama saya di negara Asia luar Jepang. Tahun lalu, saya pergi ke Seattle (USA) untuk konser. Biasanya saya hanya menyanyikan lagu original saya untuk konser, tapi kali ini saya akan menyanyikan men-cover lagu pop Jepang dan Inggris serta lagu Goosehouse karena saya ingin penonton juga ikut bernyanyi.

Q: Bagaimana d-iZe untuk menatap karir 5 tahun kedepan?

d: Rencana saya untuk 5 tahun kedepan adalah melakukan hal-hal yang saya sukai dan bebas. Untuk di Indonesia sendiri saya ingin mengumpulkan 1000 orang untuk menonton konser saya.

Q: Bisa jelaskan konsep dari dekorasi panggung kali ini?

d: Saya minta maaf tidak bisa menjelaskan karena untuk saya ini merupakan sebuah kejutan dari Konsaato. Danny (Ketua Konsaato) mengatakan kepada saya bahwa dia melihat cover album terbaru (IN A BEDROOM) saya dan video musik yang direkam di sebuah kamar tidur (bedroom). Jadilah konsep ruang tamu (living room) ini yang mirip-mirip kamar tidur (bedroom). Ini menakjubkan karena semua fans bisa merasakan seperti berada di ruangan saya sendiri. Saya merasa senang bisa duduk disini sekarang.

Q: Apakah perasaan d-iZe saat dihubungi Konsaato bahwa akan konser di Indonesia?

d: Di twitter?? Saya merasa aneh karena saya tidak ada manajer dan semuanya saya yang urus sendiri. Saya ragu-ragu waktu itu tapi setelah menjalin komunikasi dengan Konsaato, saya memutuskan untuk datang konser di Indonesia.

Q: Bagaimana perasaan d-iZe saat pertama kali memutuskan untuk keluar dari Goose House?

d: Ini adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Saya pikir ini adalah waktunya untuk solo karir karena saat Goose House terbentuk, semua anggotanya adalah artis solo yang memutuskan untuk membuat grup bersama dan setelah 5 tahun, grup ini menjadi pekerjaan utama kami. Pada waktu itu tentu saja saya ingin membuat nama Goose House tambah besar dan tidak terpikirkan untuk meninggalkan Goose House tetapi saya merasa sebagai leader harus meninggalkan grup ini untuk fokus ke tujuan awal.

Q: Salah satu lagu anda di album “IN A BEDROOM” adalah “Million Dreams”, saya ingin menanyakan apakah mimpimu saat kecil dan apakah semua mimpimu sudah tercapai sekarang?

d: Saat saya SD, mimpi saya adalah untuk menjadi konduktor orkestra. Beberapa buku atau diari memberitahu saya bahwa saya sedang berjalan di arah yang benar untuk mencapai mimpi saya. Untuk mimpi saya yang lainnya masih tidak pasti karena saya suka berubah di tengah jalan dalam melakukan suatu hal.

Q: Siapa musisi yang menginspirasimu dalam bermusik?

d: Salah satu musisi yang menginspirasi saya adalah guru musik saya waktu SMP karena saya adalah anggota dari band sekolah. Saya memainkan trompet. Dia sangat baik karena dia selalu mengajari saya dan dia adalah seorang konduktor yang sangat baik. Saat saya SMA, di Jepang musik rnb lagi populer jadi saya suka mendengarkan lagu-lagu dari Brian Mcknight dan Craig David. Lagu–lagu dari grup vokal Boys2Men dan Backstrret Boys juga saya suka. Setelah saya menjadi penyanyi profesional, saya selalu mendengarkan lagu Yumi Matsutoya dan Yuki Akihara. Saya mengagumi gaya hidup dan perilakunya terhadap fans. Setelah saya jadi penulis lagu, saya membuat lagu bukan dari melodi melainkan dari keadaan seseorang.

Q: Apa idealisme d-iZe dalam bermusik?

d: Pertanyaannya pendek tapi sulit ya. Ketika saya membuat lagu, saya memikirkan lagu apa yang cocok bagi saya dan saya suka. Yang saya pelajari di Goose House, kami biasanya berpikir umtuk membuat lagu yang cocok untuk Goose House tapi semenjak saya menjadi artis solo, saya pikir jika saya sendiri tidak menikmati lagu itu sendiri, lagu itu tidak akan bisa menggapai pendengarnya.

Q: Bagaimana perasaan d-iZe saat sampai di Indonesia?

d: Saya sering berkeliling ke luar negeri dan satu hal yang saya suka lakukan adalah mencium aroma bandara karena setiap negara punya aromanya sendiri. Aromo Jakarta tidak buruk. Aroma Jakarta sangat sulit untuk dideskripsikan. Ketika saya bertemu orang-orang Indonesia, saya merasa dekat dan akrab.

Pesan terakhir dari d-iZe sebelum konsernya hari Sabtu itu adalah “saya akan menikmati konser ini dan setelah konser ini, saya bisa menjadi lebih enerjik karena saya percaya fans di Jakarta memberi saya kekuatan. Biasanya, mereka hanya memberi kekuatan lewat twitter tapi malam ini saya bisa melihat mereka secara langsung dan bernyanyi bersama. Saya sangat senang dan saya harap konser malam ini bisa jadi konser yang tak terlupakan bagi saya dan fans.”

Terima kasih kepada Konsaato yang telah mengundang Nippon Club dan untuk minna-san yang sudah membaca artikel liputan konferensi pers dengan d-iZe dari tim jurnalistik Nippon Club kali ini. Sampai jumpa di artikel liputan berikutnya!