Semua pasti sudah tidak asing lagi dengan movie anime “Kimi no na wa.” atau “Your Name”. Film karya Shinkai Makoto ini telah merenggut perhatian seluruh dunia dengan kualitas animasi dan detail yang indah, serta ceritanya yang menarik. Di Indonesia sendiri, film ini akan ditayangkan di bioskop tertentu mulai tanggal 7 Desember mendatang. Saking populernya, serupa dengan anime “Hanasaku Iroha” yang tayang beberapa tahun yang lalu, “Kimi no na wa.” mampu meningkatkan pemasukan kas negara Jepang di bidang pariwisata, hingga 18,5 miliar yen atau berkisar 2,4 triliun rupiah!
Kota Hida di Prefektur Gifu merupakan inspirasi dari kota Itamori yang menjadi salah satu latar fiktif di film ini. Mulai dari pemandangan, jalanan, gedung perpustakaan, hingga unsur budayanya seperti penampung Kuchikamizake. Sehubungan dengan popularitas film ini, Kota Hida belakangan ini menawarkan tur bertamasya bertemakan “Kimi no Na wa .”untuk mendukung turis yang berkunjung ke kota tersebut. Para penggemar “Kimi no Na wa.” pun datang berbondong-bondong untuk mengunjungi Kota Hida dan mengambil foto di lokasi ikonik yang muncul sebagai inspirasi dalam film tersebut.
Terutama di perpustakaan Kota Hida yang memperbolehkan pengunjung untuk mengambil foto di dalamnya, sehingga perpustakaan ini bagaikan pusat dari kunjungan para fans. Bahkan pihak perpustakaan mendukung promosi ini dengan membagikan kertas kecil dengan hashtag bertuliskan “Saya datang ke Perpustakaan Kota Hida” dan menyediakan papan di mana para pengunjung bisa menuliskan kesan mereka yang telah jauh-jauh datang untuk merasakan langsung adegan di film yang mengambil referensi di perpustakaan ini.
Bahkan ada pula botol Kuchikamizake yang dijual secara terbatas oleh Watanabe Shouzou-ten, setelah diberkati pendeta kuil lokal sebelumnya, seharga 3240 yen (sekitar 400 ribu rupiah) dengan jumlah 3000 stok juga terjual habis dalam waktu yang sangat singkat, semakin meningkatkan ekonomi lokal.
Bagi yang tidak tahu, Kuchikamizuke tradisional adalah sejenis arak/sake yang dibuat dengan mengunyah nasi, mengeluarkannya kembali, kemudian dibiarkan berfermentasi dibantu dengan ludah pembuatnya, dan merupakan suatu elemen penting dalam film ini. Walau kedengaran menjijikan, tetapi sudah tidak ada Kuchikamizake yang dibuat dan dijual secara tradisional, dan yang dijual oleh Watanabe hanyalah sake spesial yang dijual bersama botol yang mirip dengan botol yang muncul di dalam film.
Keren, kan? Dengan munculnya anime-anime populer yang mengambil inspirasi dari tempat yang ada di Jepang dan juga budayanya, dapat mendukung ekonomi lokal daerah yang menjadi latar dari film ini. Bagaimana pendapat kalian? Apakah tertarik untuk mencobanya suatu saat nanti? Atau bagi yang belum nonton, apakah kalian semakin tidak sabar untuk menonton film yang mampu menggemparkan dunia ini?
Source: Rocketnews24