[Liputan] Konferensi Pers Film Laut (The Man from the Sea), Kebudayaan yang Menyatu dalam Sebuah Film

Beberapa waktu yang lalu tim jurnalistik Nippon Club menghadiri konferensi pers film Laut (The Man from the Sea). Film ini merupakan karya terbaru dari Koji Fukada, sutradara yang mendapatkan Jury Price pada Un Certain Regard dalam Festival Film Cannes yang ke-69 di tahun 2016 untuk film Harmonium (Fuchi ni Tatsu). 

Laut (The Man from the Sea) bercerita tentang seorang bernama Laut (Dean Fujioka) yang secara misterius ditemukan terdampar di pesisir pantai sekitar Banda Aceh. Sejak kemunculannya, Laut melakukan berbagai macam keajaiban hingga insiden yang membuat banyak orang menjadi resah dan curiga, serta bertanya-tanya siapa sebenarnya pria misterius ini. Proses shooting film ini berlangsung selama sebulan penuh pada bulan Agustus lalu dan film ini sepenuhnya digarap di Banda Aceh dan merupakan kolaborasi antara rumah produksi Kaninga Pictures (Indonesia) dan Nikkatsu (Jepang).

Film ini direncanakan dirilis pada awal tahun 2018 di Jepang bertepatan dengan perayaan ulang tahun persahabatan Indonesia-Jepang yang ke-60 dan akan tayang di Indonesia pada pertengahan tahun 2018, menyusul setelah film tersebut dipastikan akan berkeliling ke beberapa film festival terlebih dahulu sebelum kembali ke tanah air.

Konferensi Pers film Laut (The Man from the Sea) dihadiri oleh bapak Norihisa Tsukamoto selaku General Manager dari The Japan Foundation, Jakarta. Selain itu juga dihadiri oleh Willawati selaku CEO Kaninga Pictures, salah satu pemain yaitu Sekar Sari, Co-Produser Giovanni Rahmadeva, Kouji Fukada selaku sutradara, Naoko Komuro selaku Produser dan Nakamura Rio selaku wakil dari Duta Besar Jepang untuk Indonesia.

Menurut Willawati selaku perwakilan dari Kaninga Pictures, ini merupakan kolaborasi pertama antara Kaninga Pictures dan Nikkatsu. Dan Giovanni menambahkan film Laut sendiri 100% akan syuting di Aceh dan akan menggunakan 4 bahasa yaitu Jepang, Indonesia, Aceh dan Inggris sehingga film ini sarat akan kebudayaan.

Sedangkan menurut Naoko Komuro selaku produser, dia mengaku tertarik untuk menggarap film ini karena terdapat sebuah kesamaan antara Jepang dan Aceh yaitu sama-sama korban bencana alam tsunami. Dia juga merasa perkembangan film di Indonesia sangat baik dan setelah melakukan syuting dia mengatakan bahwa staf dan lingkungan yang terlibat dalam film ini sangat baik.

Sutradara Koji Fukada juga menceritakan alasannya membuat film ini adalah “Ide dari film ini datang ketika saya pertama kali mengunjungi Banda Aceh pada bulan Maret 2011, tepat setelah gempa bumi besar yang ketika itu baru saja terjadi di Jepang. Selama menjalani simposium bertemakan joint disaster recovery yang digelar oleh Universitas Syiah Kuala dan Universitas Kyoto, cara pandang saya terhadap alam berubah secara dramatis. Alam bisa menjadi indah dan memberi, namun pada saat lain kekuatan destruktif alam juga dapat memusnahkan manusia,” terang Koji Fukada.

Koji Fukada juga menceritakan bahwa awalnya dia khawatir karena adanya perbedaan budaya namun setelah syuting selesai dia merasa bahwa syuting film Laut ini merupakan pengalaman terbaik yang pernah dimilikinya dan ketika ditanya mengenai pemeran dari Indonesia dan masalah yang muncul ketika syuting, Koji Fukada mengatakan bahwa pemain dari Indonesia unggul-unggul sehingga tidak ada masalah yang begitu berarti.

Norihisa Tsukamoto menambahkan bahwa dia berharap film ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat Jepang sehingga dapat saling mempererat dalam bidang budaya. Dia juga berharap kerjasama seperti ini yaitu dalam bidang perfilman semakin banyak kedepannya dan mempererat persahabatan Indonesia dan Jepang.

Dean Fujioka yang menjadi salah satu pemeran dalam film ini tidak dapat hadir namun tetap memberikan kata sambutan melalui video, dan dia juga berkata bahwa film ini sangat menarik ketika masa syuting terutama bersama Adipati Dolken dan Sekar Sari.

Sekar Sari juga menceritakan pengalamannya selama proses syuting sangat menyenangkan. Terutama karena film ini menggunakan empat bahasa dan juga merupakan proyek kolaboratif antara Jepang dan Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa awalnya dia tertarik untuk berperan dalam film ini setelah melihat skrip yang diberikan dan setelah menonton film Harmonium yang juga merupakan karya Koji Fukada. Dia juga merasa senang dapat berperan bersama aktor-aktor Jepang seperti Dean Fujioka dan Taiga.

Sekian artikel mengenai Film Laut (The Man From The Sea). Bagaimana, ada yang sudah tidak sabar melihat Dean Fujioka beradu akting dengan Sekar Sari dan Adipati Dolken?


Artikel ini dibuat oleh Ponyonyon dan Strylet