Pameran Foto Tohoku Through The Eyes Of Japanese Photographers
22 – 30 Januari 2018
Bentara Budaya Jakarta
Jl. Palmerah Selatan 17. Jakarta 10270
Pembukaan: Senin, 22 Januari 2018 pk. 19:30
Pameran: 22 – 30 Januari 2018 pk. 10:00 – 18:00

Tohoku merupakan wilayah yang terletak di sisi timur laut pulau Honshu, Jepang. Di balik kondisi cuaca yang cenderung dingin, Tohoku menyimpan keindahan alam yang begitu banyak seperti gunung, hutan, sungai, dan lautan. Di era Jomon, yang disebut dalam mitologi Jepang sebagai era terbentuknya negara Jepang, Tohoku disebut sebagai wilayah pusat terjadinya aktivitas spiritual. Tercatat juga bahwa kerajinan tangan tembikar sudah berkembang di Tohoku sejak 15.000 tahun yang lalu. Sayangnya, sejak kegiatan politik Jepang dipusatkan di Nara dan Kyoto pada tahun 1800an, perkembangan wilayah ini tidak sepesat sebelumnya.

Pameran foto Tohoku Through The Eyes of Japanese Photographers menampilkan puluhan foto keindahan alam, masyarakat, serta relik peninggalan era Jomon di Tohoku yang diambil oleh 10 fotografer Jepang dalam rentang tahun 1940 hingga 2010. Tidak dipungkiri jika saat ini masyarakat global lebih mengenal Tohoku dengan bencana alam Tsunami yang menimpanya tahun 2011 silam. Melalui pameran foto ini Japan Foundation berharap masyarakat global juga dapat mengenal lebih baik Tohoku dengan berbagai wajahnya, jauh sebelum mengalami bencana.

Pameran Tohoku Through The Eyes of Japanese Photographers merupakan rangkaian pameran keliling yang diselenggarakan oleh Japan Foundation. Dalam kesempatannya hadir di Indonesia, pameran ini diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta (22 – 30 Januari 2018) dan Orasis Art Gallery Surabaya (9 – 31 Maret 2018) sekaligus menandakan sebagai acara pembuka Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Jepang yang jatuh pada tahun 2018 ini.

Di Jakarta, rangkaian pameran ini juga dilengkapi dengan berbagai acara pendamping antara lain “Message from Aceh & Tohoku” pertunjukan dongeng tentang tanggap bencana oleh PM Toh dan Yoko Takafuji; pemutaran film dan diskusi terbuka oleh Annisa Hara, seorang filmmaker yang mengabadikan kondisi Tohoku paska bencana alam di tahun 2011 dan bagaimana kontribusi Indonesia dalam memberikan dukungan untuk pemulihan kondisi masyarakat setempat; serta diskusi terbuka program DOOR To Asia oleh Asosiasi Designer Grafis Indonesia (ADGI), sebuah program kreatif pemulihan perekonomian masyarakat yang digagas oleh Japan Foundation untuk wilayah Kesennuma, Tohoku.

Tentang Karya
Pameran Tohoku Through The Eyes of Japanese Photographers dikuratori oleh Kotaro Iizawa dan terdiri dari foto-foto Tohoku yang diambil oleh sembilan fotografer perorangan dan satu kelompok fotografer. Taisuke Chiba & Ichiro Kojima menggambarkan Tohoku di tahun 1950 hingga 1960an; Hideo Haga, Masatoshi Naito, & Masaru Tatsuki mengabadikan berbagai festival dan ritual kepercayaan masyarakat; Hiroshi Oshima & Naoya Hatakeyama menggabungkan pengalaman pribadi dengan pemandangan wilayah sekitar; Meiki Rin fokus pada keindahan alam Tohoku; Nao Tsuda mengumpulkan sisa relik era Jomon; dan Toru Ito bersama timnya merancang Sendai Collection, seri foto di wilayah Sendai.

JADWAL ACARA PAMERAN FOTO
“TOHOKU THROUGH THE EYES OF JAPANESE PHOTOGRAPHERS”

22 – 30 Januari 2018
Di Bentara Budaya Jakarta
Jl. Palmerah Selatan 17, Jakarta 10270
(Seberang Kompas Gramedia)
Terbuka untuk Umum | GRATIS

Pembukaan Pameran
Senin, 22 Januari 2018 | pukul 19:00 WIB
Performances: Jakarta Koto Club dan Mirai Taiko Dojo

Pameran Untuk Umum
22 – 30 Januari 2018
Buka setiap hari pukul 10:00 sampai 18:00 WIB

Dongeng Tanggap Bencana “Message from Aceh & Tohoku”
Untuk orangtua, guru dan siswa Sekolah Dasar
Sabtu, 20 Januari 2018 | pukul 10:00 – 12:00 WIB
Oleh Yoko Takafuji & PM Toh

Talkshow Bencana Tohoku
Minggu, 21 Januari 2018 | pukul 15:00 – 17:00 WIB
Oleh Annisa Hara, Filmmaker

Talkshow Program DOOR To Asia
Minggu, 28 Januari 2018 | pukul 10:30 WIB
Oleh Asosiasi Designer Grafis Indonesia (ADGI)

Info:
The Japan Foundation, Jakarta
Telp: 021-5201266 (Vivi / Jodi)
Email: budaya@jpf.or.id

Artikel ini dibuat berdasarkan siaran pers dari Japan Foundation.