Hai minna! Bertemu lagi dengan tim jurnalistik Nippon Club yang baru-baru ini mengunjungi Comic Frontier X alias Comifuro X tanggal 3-4 Maret lalu. Nah, pada Comifuro X hari kedua, kami berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan salah satu bintang tamu acara ini, yaitu Yukitora Keiji, gadis muda multitalenta yang pernah mewakili Indonesia sebagai cosplayer di acara Tokyo Game Show di Jepang pada tahun 2014!

Alexandria Maria Putri Nony Lovyta atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya Yukitora Keiji, lahir di Bekasi, tanggal 12 Agustus 1997. Gadis berusia 20 tahun ini telah memulai karirnya sebagai seorang model sejak tahun 2004, dan kemudian terjun ke dunia cosplay saat masih berumur 11 tahun! Selain itu, ia juga menggemari aktivitas menyanyi, menari, serta sulap. Masih penasaran tentang Yukitora Keiji? Yuk simak saja wawancaranya berikut ini!

Yukitora Keiji yang sedang cosplay menjadi Kuro dari Isekai Shokudou

Q: Dengar-dengar kalau kakak memulai cosplay dari umur 11 tahun. Kenapa bisa berani terjun dalam dunia cosplay ini?
A: Terjun di dunia cosplay itu karena unik sih. Aku awalnya sebelum cosplay kan dari modelling, acting, nyanyi, nari, terus pas nge-cosplay itu kok menarik ya, kok kostumnya itu kalau di modelling kita kayak lookalike, sedangkan di cosplay kita seperti karakter itu. It’s like this is an interesting community. Itulah kenapa aku jadi ingin masuk dalam dunia cosplay dan ini juga didukung oleh Oma dan Mama. Sebenarnya dari kecil ingin jadi Sailor Moon, tapi sampai detik ini gak jadi-jadi. Dulu masuk cosplay mungkin bisa pakai kostumnya jadi Sailor Moon, bahkan aku sudah buat kostum costumer aku yaitu Sailor Saturn, buat akunya belum dibuat.

Q: Menekuni dunia cosplay kan sudah lama, ada suka-duka apa saja sih selama cosplaying?
A: Kalau jujur sih aku gak peduli sama dukanya, soalnya aku di sini buat have fun, literally buat hobi dan have fun doang. Pas aku zaman sekolah aduh Senin sampai Jumat, pulang, ujian, terus hari Minggu, ada event, senang-senang ketemu teman. Jadi aku di cosplay buat fun-nya aja.

Q: Kakak kan nama panggungnya Yukitora Keiji, adakah arti tersendiri di balik nama itu?
A: Bascially, aku menggabungkan semua yang aku suka, yuki (雪) itu salju, tora (虎) itu macan, Keiji itu dari nama karakter yang aku suka, Maeda Keiji dari Sengoku Basara. Jadinya disatuin jadi Yukitora Keiji.

Q: Sudah berapa banyak karakter-karakter anime yang sudah di-cosplay-kan?
A: Lumayan sih, cuma kebanyakan lebih ke games, soalnya aku lebih suka main game, cuma aku casual gamer sih.

Q: Dari karakter-karakter tadi yang paling disukai siapa?
A: Marie Rose dari Dead or Alive. Soalnya kalau di cosplay itu kan kita harus seperti karakternya, misalnya kalau karakternya tinggi kan harus pakai sepatu hak tinggi dong, kalau misalnya karakternya oppai-nya besar, saya kan harus pake push-up. Nah, kalau Marie Rose, ternyata waifu saya itu ukuran BWH-nya (Breast, Waist, Hip) sama. Saya itu termasuk orang yang perfeksionis, dan aku juga lulusan sekolah fashion dan dulunya model, jadi kalau baju itu dipilih-pilih banget yang di badan itu harus oke. Untung Marie Rose punya size-nya oke dan kebetulan karakternya tidak dewasa dan tidak terlalu anak-anak, jadi cocok dan pas sekali.

Q: Kakak kan ada cosplay, acting, menyanyi dan menari juga bisa. Caranya membagi waktu untuk fokus di bidang ini bagaimana?
A: Kalau aku di cosplay ini kan, karena setelah selesai dari modelling dan semuanya itu, benar-benar full ke cosplay. Jadi cosplay itu kayak menggabungkan semuanya itu. Jadi kalau misalnya kamu cosplay jadi Hatsune Miku, berarti harus ingat karakternya, mimiknya, actingnya, lagunya, dan segalanya, dan kita berfokus untuk menjadi seperti karakter itu. Kalau misalnya cosplay menjadi karakter yang lain, fokus seperti karakter yang itu.

Q: Adakah project yang sedang mau dijalanin?
A: Sekarang ini sedang menjalani dari Mondaijitachi, Shiroyasha tapi yang versi novel. Cuma masih banyak cosplayer yang kita baru nonton anime, terus setelah satu season….. tambah lagi, tambah lagi, aku gak begitu sih. Tapi kadang, kita sudah buat dari lama terus gak sempat-sempat malah buatnya baru sekarang.

Q: Perasaannya bagaimana saat mengikuti Tokyo Game Show?
A: Excited sih, maksudnya jujur sih pas aku datang ke sana itu kan perwakilan termuda, waktu itu baru 17 tahun, persis 17 tahun, perwakilan termuda dari semua perwakilan. Pertama kali ke luar negeri, dan pertama kali langsung ke Jepang itu seperti wah gila rasanya menjejak kaki di “tanah suci”. Pasti wibu tau lah.

Q: Apakah banyak cosplayer Indonesia yang ikut?
A: Kebetulan sih ketika Tokyo Game Show kan perwakilan cuma satu, jadi pas berangkat cuma aku doang. Jadi setiap negara cuma mengirim satu orang.


Q: Jadi dari Western juga ada?
A: Ada, tapi yang Western itu kan di luar dari Tokyo Game Show project yang kita punya. Kalau mereka kebanyakan langsung perform di panggung, kita juga sama tapi kita ada naungan grup sendiri namanya Tokyo Game Show Cosplay Project.

Q: Kakak dalam dunia cosplay sudah pernah crossdress belum?
A: Sudah! Jadi Adolf Reinhard Terra Formas sama Maeda Keiji juga pernah. Kebanyakan sih ya husbando-husbando gitu.

Q: Kesulitannya apa saja saat crossdress itu?
A: Kalau crossdress sih lebih ke make-up ya. Soalnya kalau badan kan, secara saya petan, sedih ya…. Jadi kalau petan kan kita gak terlalu sesak untuk memakai chest binder-nya. Tapi lebih ke pipi, soalnya saya fiturnya agak bulat, untungnya menjelang umur semakin tua semakin panjang gitu. Saya termasuk bukan cewek-cewek banget, tipenya tomboy, make-up-nya santai banget. Cuma ya masuk ke cosplay belajar make-up mama saya bilang, “Saya bangga memasukkan kamu ke cosplay, kamu jadi cewek”, jadi selama ini aku bukan cewek dong… Soalnya dulu aku tidak pakai mascara, aku benci mascara, pas kecil kan didandani make-up artist, aku pasti lari kalau dikasih mascara dan eye liner. Sekarang, pakai eye liner, suka koleksi bulu mata palsu, ini gara-gara masuk cosplay.

Q: Ada pencapaian yang belum terlaksana atau yang ingin dikembangkan?
A: Kalau di cosplay sih, ingin ke World Cosplay Championship, cuma masih mencari partner. Tapi masih mengfokuskan diri ke yang lain, aku kan baru open shop juga, dan aku baru lulus sekolah fashion, terus dari sini aku bisa kerja sambil belajar dan juga melakukan hal yang kusuka. Jadi ya sambil memikirkan siapa partnernya, mencari-cari lagi, mau perform apa, masih takes long time lah.

Q: Adakah pesan untuk cosplayer-cosplayer Indonesia yang masih memulai cosplay?
A: Biasa sih kalau cosplayer itu awalnya malu, soalnya kita manusia-manusia unik yang pakai wig dan pakai make-up lagi. Jadi jangan menyerah, coba aja, ini memang dunia unik dan aneh, tapi everything is fine. Soalnya, ini hobi yang positif dan kreatif juga, seperti aku awalnya cosplay buat di penjahit, terus aku ada yang buat sendiri, karena ketentuan kalau lomba kan harus buat sendiri. Jadinya seperti tertantang untuk membuat kostum itu, dan lama-lama akhirnya setelah lulus SMA aku masuk sekolah fashion, jadi bisa membuat semua 100 persen. Dulu sih yang aku buat sendiri prop dan armor, kalau baju aku belum bisa jahit, karena benar-benar awal belajar dari buat armor, seperti Queen of Pain itu kan aku buat sendiri armor dan segala macam. Terus setelah lulus dari sekolah fashion kan bisa jahit. Dulu sih bisa jahit, cuma polanya belum pas dan belum tentu sesuai. Jangan menyerahlah, ini hobi yang positif, dan tentunya jangan takut karena ini adalah hobi yang bisa memberimu prestrasi.

Sekian wawancara kami bersama Yukitora Keiji! Semoga dari hasil wawancara ini, kalian bisa lebih mengenal sosok Yukitora Keiji dan terutama bagi kalian yang baru menjadi cosplayer bisa terinspirasi oleh pengalamannya!

Kami sangat berterima kasih kepada Yukitora Keiji yang telah meluangkan waktunya untuk menceritakan pengalamannya sebagai cosplayer kepada kami, semoga sukses selalu dan impiannya dapat tercapai. Terima kasih juga kepada panitia Comic Frontier X yang telah memberi kami kesempatan untuk melakukan wawancara ini. Nantikan wawancara dan artikel lainnya dari Nippon Club!

Interview ini dilakukan oleh A-Lien dan Genshin.