Hai minna! Saat Creators Super Fest 2018 yang diadakan pada tanggal 12-13 Mei lalu, kami dari tim jurnalistik Nippon Club berkesempatan untuk mewawancarai Kishida Mel, seorang ilustrator yang terkenal mengkontribusikan karyanya berupa ilustrasi dan desain karakter untuk beberapa seri novel, game, maupun anime, seperti Hanasaku Iroha dan seri game Atelier. Penasaran dengan orang di balik karya ilustrasi yang indah dan gadis-gadis lucu ini? Yuk simak saja wawancaranya di bawah ini.

Q: Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi seorang ilustrator?
A: Saya sejak kecil sudah hobi menggambar, tapi yang paling mendasari untuk menjadi ilustrator itu pada umur 18 tahun, dia membeli sebuah laptop. Pada zaman itu internet masih sangat baru dan teknologi yang keren. Jadi pada saat itu ada sebuah media sosial bernama BBS, di mana saya mengunggah gambar sehingga banyak teman. Mulai dari saat itu saya semakin sering latihan, mulai mencoba part-time, kemudian didekati oleh perusahaan sampai akhirnya bisa menjadi seperti sekarang.

Q: Sudah berapa tahun Anda menjadi ilustrator profesional?
A: Sudah 13 tahun, yaitu sejak tahun 2005.

Q: Ini adalah pertama kalinya Anda datang ke Indonesia, bagaimana perasaannya setelah datang ke Indonesia?
A: Saya memang suka travelling, jadi kalau ke tempat baru apalagi ke luar negeri, saya harus mencoba makanan khas, bukan di restoran tapi lebih seperti ke tempat lokal yang di pinggiran jalan.

Q: Kalau bisa pilih, Anda lebih memilih untuk berkolaborasi dengan siapa?
A: Daripada produser game atau musik, saya lebih senang dengan karakter-karakter yang lucu, misalnya dari Hello Kitty atau dari Disney seperti Mickey Mouse. Intinya lebih ke karakternya yang lucu.

Q: Adakah tips cara mendapatkan inspirasi untuk melakukan ilustrasi?
A: Setiap pekerjaan pasti ada jenuhnya, jadi tipsnya lakukan apa yang kita suka. Kalau suka jalan-jalan ya coba travelling dulu, kalau suka makan, coba kulineran dan makan, kalau suka alkohol, coba minum alkohol. Jadi tergantung pintar-pintarnya kita agar tidak menjadi terlalu stres. Kalau sebagai ilustrator mungkin akan lebih berhubungan dengan anime, manga, atau game, kita boleh suka dengan hal tersebut tapi kita coba ke hal yang baru, siapa tahu kita dapat mendapat inspirasi baru dan dapat mencoba hal-hal baru.

Q: Menurut Anda bagi seorang ilustrator di Jepang, pasar yang paling besar itu dari bidang manga, game, atau yang lainnya?
A: Sekarang game, khususnya game mobile. Kalau untuk memulai di dunia ilustrasi profesional, bisa dimulai dari industri game. Bukan berarti tidak menyentuh bidang lainnya, tapi umumnya kalau ilustrator yang bisa menggambar untuk game akan lebih mudah ke mana-mana.

Q: Apakah ilustrasi untuk game mobile akan menjadi masa depan di dunia ilustrator?
A: Mungkin sekarang industri game mobile itu sangat besar, tapi dulu game-nya tidak se-high resolution sekarang dan tidak ada yang menyangka dari game menggunakan pixel bisa berubah menjadi 3D yang harganya mahal. Jadi kita tidak bisa menebak bagaimana ke depannya.

Q: Sebagai seorang desainer karakter, bagaimana cara Anda memberi jiwa kepada karakter yang dibuat?
A: Tugas saya memang mendesain karakter, tapi sambil memikirkan tema atau alur dari game yang bersangkutan. Kalau misalnya fantasi, apakah fantasi yang digambar ini bisa jadi nyata, kalau misalnya tidak bisa dibayangkan sebagai nyata harus digambar ulang. Tidak cuma sekedar desainnya yang dipakaikan, tapi juga memperhatikan apa yang ingin disampaikan kepada konsumen.

Q: Apa perbedaan level dari acara convention di Indonesia dengan yang ada di Jepang?
A: Secara teknik tidak beda jauh antara yang di Jepang dan di Indonesia. Bedanya kalau di Jepang, karena budaya otaku berasal dari Jepang, jadi apa yang mereka suka lebih asli, sedangkan di Indonesia yang menyerap budayanya mungkin memiliki pandangan yang berbeda. Bukan berarti itu negatif, menurut saya hal tersebut menarik sekali.

Q: Bagaimana caranya bisa menggambar seperti karakter yang sangat lucu alias kawaii?
A: Kalau kita ingin gambar sesuatu, kita harus ada minat dengan gambar kita sendiri. Setiap orang punya fetish, jadi karakter yang dibuat sesuai dengan kesukaan kita, maka secara alami akan bagus hasilnya, meski bisa jadi sedikit mesum. Jika terlalu memperhatikan pendapat orang sekitar jika membuat sesuatu, maka tidak akan membentuk ciri khas tersendiri. Kita harus explore diri dan jujur dengan diri sendiri.

Q: Apakah ada rencana untuk menjadi desainer karakter anime baru lagi?
A: Ada, tapi sayangnya karena belum diumumkan jadi masih dirahasiakan.

Q: Selain menggambar, Kishida Mel juga terkenal dengan cosplay anehnya. Apakah ada rencana lagi untuk cosplay selanjutnya?
A: Masih belum tahu karena sebenarnya cosplay bukan sebagai hobi, hanya setengah bercanda dan bukan serius. Awalnya karena disuruh oleh orang sekitar untuk cosplay, jadi saya cosplay saja.

Q: Dari kebiasaannya sebelumnya yang cosplay dengan kostum aneh, cosplay apa yang paling seru atau berkesan menurut Anda?
A: Cosplay saat memakai topeng dan memegang dua pedang cukup terkenal padahal tidak ada karakter yang menjadi modelnya. Tapi yang paling berkesan ketika menjadi Shimakaze dari seri Kantai Collection dan muncul di majalah. Awalnya itu saya terlibat dalam suatu proyek seiyuu, tapi ada satu bulan di mana seiyuu-nya tidak ada. Pada saat itu saya sedang senggang dan seorang publisher menyarankan agar saya coba cosplay, dan diberikan kostum lengkapnya namun ukurannya untuk pakaian wanita dan tidak muat. Akhirnya dibuat sebuah artikel majalah yang sebenarnya tentang meng-edit agar bisa kelihatan bagus, tapi entah kenapa foto yang telah diedit tersebut tersebar di internet. Reaksi dari mereka yang melihat foto tersebut ada yang bilang ternyata kawaii juga kalau cosplay. Namun ketika foto aslinya muncul, mereka menjadi merasa tertipu.

Q: Dari novel, game, atau anime yang pernah dibuat ilustrasi atau desain karakternya, yang mana yang ceritanya paling Anda sukai?
A: Masing-masing ada kenangan tersendiri, tapi yang paling berkesan itu Blue Reflection karena tidak hanya mendesain karakternya, namun juga beberapa hal lainnya. Selain itu juga seri Atelier yang membuat saya menjadi terkenal. Untuk anime, yang berkesan adalah anime Hanasaku Iroha di mana saya langsung datang ke latar aslinya pada Prefektur Ichikawa untuk mengumpulkan informasi. Proyek ini berusaha untuk menarik orang untuk mengunjungi Ichikawa yang bisa dibilang sepi. Jadi ada matsuri/festival dalam anime-nya yang di dunia nyata tidak ada, namun acara ini direalisasikan untuk menarik masyarakat untuk mengunjungi daerah pemandian air panas ini.

Q: Bagaimana ceritanya Anda bisa sampai membuat lirik lagu dan adakah kesulitan karena berbeda dari bidangnya selama ini?
A: Sebenarnya tidak ada alasan khusus, saya cuma diminta untuk menulis lirik. Saya tidak banyak membuat lirik, jadi karena cuma sekali dan tidak terlalu merasa tekanan dan rasanya semua orang juga bisa.

Q: Karya Anda kan identik dengan perempuan cantik, kenapa aliran gambarnya bisa menjadi bishoujo style?
A: Awalnya tidak menggambar karakter perempuan melulu, tapi kebetulan di Jepang memang permintaan untuk gambar aliran bishoujo. Karena pekerjaan saya sebagai ilustrator, jadi gambarnya mengikuti kemauan masyarakat.

Q: Kenapa Anda sebagai ilustrator yang biasanya tidak menampakkan wajahnya justru dikenal publik?
A: Karena dulu saat SMA saya pernah masuk klub drama, pernah ikut suatu agen dan pernah tampil di serial TV walau perannya kecil, jadi sudah terbiasa dengan sorotan kamera dan ternyata orang-orang suka sehingga sudah tidak malu lagi.

Q: Adakah projek yang mengharuskan untuk gambar karakter laki-laki dan adakah kesulitan karena lebih sering menggambar wanita?
A: Kadang-kadang ada, meski lebih sering gambar wanita tapi sama saja dan bahkan menggambar perempuan menjadi lebih susah karena trlalu sering digambar.

Q: Selama mendesain karakter, apakah Anda pernah mengalami same face syndrome, di mana wajah karakter-karakternya terlihat sama?
A: Justru banyak penggemar yang suka wajahnya yang sama, sedangkan dari diri saya sendiri sebagai ilustrator ada pride untuk membuat wajah yang berbeda. Tapi susah kalau gambar wajah yang berbeda, nanti banyak yang protes. Ini masalah ciri khas saya yang wajahnya seperti itu dan menjadi dilema.

Q: Adakah pesan untuk ilustrator-ilustrator di Indonesia?
A: Saya sudah sempat keliling CSF, jadi saya melihat kreator di Indonesia itu lebih memiliki passion dan niat dibandingkan dengan di Jepang yang cuma senang dan iseng-iseng gambar. Saya ingin bagi para ilustrator agar niatnya tersebut agar jangan sampai hilang, karena di sini memang ada bibit-bibitnya.

Q: Adakah pesan untuk ilustrator muda yang baru ingin memulai karir di bidang ini?
A: Sekarang tidak ada batasan mau dari negara mana karena adanya internet, jadi kalau ingin terjun ke dunia ilustrasi berjuang saja dan berusaha maka pasti akan mendapat hasil yang baik.


Sekian wawancara kami bersama Kishida Mel. Semoga kalian, terutama yang ingin menjadi ilustrator, dapat terinspirasi dan terhibur oleh pengalaman Kishida Mel. Kami ingin berterima kasih kepada Kishida Mel dan panitia Creators Super Fest atas kesempatan untuk wawancara ini. Nantikan wawancara dan artikel lainnya dari Nippon Club!

Interview ini dilakukan oleh NeoPollutan dan Genshin.