Halo mina-san! Pada hari Sabtu, 30 Juni dan hari Minggu, 1 Juli, tim jurnalistik Nippon Club berkesempatan untuk mengunjungi suatu acara yang bisa dibilang event kebudayaan Jepang tahunan terbesar di Indonesia, yaitu Ennichisai 2018! Acara yang berlangsung selama dua hari di kawasan Blok M, Jakarta Selatan ini merupakan acara tahunan yang menghadirkan kuliner, seni, dan kebudayaan Jepang baik tradisional maupun modern yang telah ada sejak tahun 2010. Untuk tahun kesembilannya ini, Ennichisai mengusung tema 情熱 jounetsu atau Passion, yang berarti semangat, dan sesuai dengan tema tersebut, Ennichisai ke-9 ini benar-benar memeriahkan Blok M dengan semangat para staf dan bintang tamu yang hadir.
Dengan cakupannya yang cukup luas, Ennichisai 2018 menghadirkan tiga panggung, yaitu Main Stage, Pop Stage, dan Chika Stage. Penasaran dengan kesemangatan Ennichisai 2018? Yuk simak saja liputannya berikut ini.
Main Stage merupakan salah satu panggung di Ennichisai yang berpusat pada kebudayaan tradisional Jepang serta merupakan panggung utama pada Ennichisai. Kebanyakan booth yang berlokasi di area Main Stage juga berfokus pada kuliner dan barang bertema kebudayaan tradisional Jepang.
Tumpukan mesin gachapon
Permainan menembak hadiah, seperti layaknya yang sering muncul pada festival musim panas di Jepang!
Selain booth pada area ini, ada juga pertunjukan Omikoshi serta Oiran yang berlangsung pada kawasan Little Tokyo Blok M ini. Omikoshi atau mikoshi yang berarti kuil kecil ini mempertunjukan sekumpulan orang yang mengangkat sebuah kuil kecil dan membawanya mengelilingi daerah Main Stage yang luas seperti layaknya parade. Orang Indonesia dan orang Jepang dipertemukan untuk bekerja sama dalam mengangkat kuil-kuil yang cukup berat ini.
Bahkan anggota Enka Girls juga ikutan mengangkat mikoshi wanita
Sedangkan untuk Oiran yang merupakan wanita yang bertugas untuk menghibur pada jaman Edo. Oiran sendiri pada masa sekarang telah menjadi budaya yang dilestarikan. Untuk menjadi seorang Oiran, seorang wanita harus melalui pendidikan keterampilan seperti merangkai bunga, upacara minum teh dan kaligrafi. Seorang Oiran juga harus terampil dalam memainkan alat musik tradisional.
Untuk acara yang berlangsung di atas panggung Main Stage hari pertama itu sendiri terdiri dari beberapa bagian. Dimulai dengan acara pembukaan dan sambutan, ada juga penampilan permainan alat musik tradisional Indonesia yaitu angklung, kemudian diikuti oleh pertunjukan dari Mirai Taiko Dojo serta kompetisi salah satu tarian tradisional Jepang berupa Yosakoi Contest. Pada sekitar jam 2, grup Benteng Taiko memainkan taiko atau drum Jepang yang mengiringi dan memeriahkan dengan rombongan Omikoshi yang mulai mengelilingi dan melewati panggung Main Stage.
Selain itu, ada pula pertunjukkan Jakarta Koto Club yang memainkan alat musik petik khas Jepang yaitu koto. Lagu yang dibawakan wanita-wanita pemain koto ini cukup menyejukkan suasana di hari yang panas tersebut loh!
Pertunjukkan Jakarta Koto Club diikuti oleh pertunjukkan oleh Fukushika Taro, seorang ahli kaligrafi Jepang atau shodō yang diiringi oleh musik. Setelah menulis kaligrafi pada kanvas yang cukup besar sambil beratraksi, akhirnya karya kaligrafinya selesai kemudian Fukushika Taro menjelaskan sedikit mengenai karyanya dan berterima kasih atas momen terbaik di mana ia bisa bertemu dengan para pengggemarnya dan pengunjung yang ikut menonton aksinya.
Ada juga penampilan dari Cikarang Keion yang membawakan beberapa lagu Indonesia, salah satunya adalah lagu Indonesia Raya.
Untuk hari kedua, terdapat juga penampilan kebudayaan Jepang yang cukup beragam. Ada pertunjukan oleh Hyakka Ryoran yang menampilkan tarian Yosakoi serta mengajak para penonton Main Stage untuk ikut menari. Berikutnya adalah penampilan dari Kamikaze, duet dari Ito Keisuke yang memainkan shamisen, alat musik petik bersenar tiga khas Jepang, dan Narita Rei yang memainkan piano dengan gaya musik mereka yang simfonik metal.
Setelahnya ada penampilan dari Galaxy Big Band Orchestra yang menghadirkan pertunjukan musik jazz serta membawakan lagu-lagu lama. Setelah penampilan lagu jazz dan retro, diikuti oleh penampilan dari Jakarta Keion Club yang membawakan berbagai macam lagu anisong yang dikenal oleh banyak anak muda, seperti Blue Bird dan Go!!!. Pada pertunjukan mereka ini juga, salah satu vokalisnya melemparkan beberapa handuk Jakarta Keion Club kepada para penonton Main Stage!
Galaxy Big Band Orchestra
Jakarta Keion Club
Kemudian, Benteng, grup pemain taiko yang dibentuk di Indonesia ini melakukan penampilan mereka yang energik dan diiringi pula oleh samishen dari Ito Keisuke. Panggung semakin bersemangat terutama ketika rombongan Mikoshi melewati daerah Main Stage dengan diiringi oleh penampilan taiko yang meriah ini.
Acara di Main Stage juga diisi oleh berbagai penampilan lainnya seperti grup band Loka serta penampilan dari Hiroaki Kato. Pada puncaknya, daerah Main Stage dimeriahkan oleh datangnya kembali rombongan Mikoshi yang bergerak menuju panggung.
LOKA
Finale Ennichisai 2018!
Ennichisai juga menyediakan Ennichisai Pop Culture Area (CLAS:H Stage) yang juga dikenal dengan istilah Pop Stage. Pop Stage adalah bagian dari Ennichisai yang memiliki spesifikasi sebagai area yang berkaitan dengan Japan Pop culture. Banyak sekali pecinta pop culture yang rata-rata anak muda, memadati area ini.
Atraksi utama di stage ini adalah Grand Final dari lomba cosplay tingkat nasional CLAS:H dan Final pemilihan perwakilan Indonesia (Indonesia Cosplay Grand Prix) untuk kejuaraan cosplay tingkat dunia di Jepang, World Cosplay Summit. Atraksi lainnya pun hadir seperti band, idol show, ramen contest, anisong concert, dll.
Penampilan Kimi Ga Watashi Dake No Ouji-Sama Dattara mencerahkan panggung Ennichisai 2018 ini yang membuat penonton ramai memadati panggung di tengah cuaca yang panas. Kimi Ga Watashi Dake No Ouji-Sama Dattara atau yang dikenal dengan Kimidake adalah idol grup asal Jepang yang membawa konsep royal road. Penonton seakan terhanyut dengan penampilan dari idol grup yang satu ini.
Penamplian mereka sukses memuaskan banyak penonton yang berkumpul di atas panggung menantikan penampilan mereka
Kemeriahan di panggung dilanjutkan dengan penampilan dari Enka Joshi. Enka Joshi adalah grup penyanyi soul music techno Jepang yang di bentuk untuk mengenalkan musik Enka kepada dunia. Enka Joshi terdiri dari delapan wanita cantik asli Jepang yakni Risa, Minami, Airi, Shi Chan, Anju, Rui, Konomi dan Toi.
Seakan tidak mau kalah dengan penampilan Kimidake sebelumnya, mereka membawakan lagu hasil kolaborasi dengan musikus Indonesia yakni Kevin Aprilio. Lagu berjudul “Faith” yang liriknya campuran antara bahasa Jepang dan Indonesia sukses membuat penonton bersorak sambil sesekali ikut bernyanyi bersama.
Enka Joshi pun juga membawakan lagu berjudul “Chome Rhytm” hingga membawakan lagu buatan Kevin Aprilio yang berjudul “Dengarkan Curhatku” dari grup band Vierra. Penonton tampak menikmati aksi panggung mereka.
Walau hari semakin panas, penonton tetap antusias dan semangat memadati panggung Pop Stage Ennichisai 2018 ini.
Kemudian hadir penampilan dari DJ Misaki. Artis multitalenta ini telah menekuni dunia tari sejak usianya 3 tahun. Ia menekuni berbagai aliran musik hingga akhirnya bertahan di HIPHOP dan R&B dengan sentuhan tradisional. Ia memulai debutnya sebagai DJ sejak Januari kemarin di Amerika.
Di panggung Pop Stage Ennichisai 2018 ini DJ Misaki membawakan lagu-lagu hasil remixnya sendiri yang kebanyakan beraliran HIPHOP dan R&B. Penonton diajak berlompat-lompat ria di tengah hari dengan lagu-lagu EDM dari DJ Misaki.
Selesai penampilan dari DJ Misaki penampilan dilanjutkan dengan bintang tamu yang sama-sama seorang DJ yakni DJ Melonpan. DJ Melonpan tampil dengan membawakan lagu-lagu remix dari video game, Vocaloid, dan Anisong. Ia membawakan mulai dari lagu ClariS yang berjudul “Irony” hingga remix lagu tema dari Mario Bross.
Lagu-lagu yang akrab di telinga pun membuat penonton semakin ramai dan berlompat-lompat sambil bernyanyi bersama.
Menjelang sore, panggung ini diwarnai oleh ajang cosplay CLAS:H Competition. Beragam jenis cosplay dari berbagai kalangan hadir dan naik ke atas panggung satu persatu. CLAS:H Competition ini terdiri dari beberapa kategori mulai dari Free Style Solo hingga Free Style Team.
Beberapa cosplay unik dan menarik yang hadir di atas panggung mewarnai cerahnya sore hari itu.
Pada hari kedua panggung Pop Stage masih banyak berfokus kepada penampilan grup idol seperti AyuAyu, HatiHati Techno, JKT48 dan Kimi ga Watashidake no Oujisama Dattara. Namun fokus utama pada pop stage hari kedua ada pada penampilan grup idol Shoujo Complex. Pada penampilan Shojo Complex di hari kedua Ennichisai 2018, salah satu membernya yaitu Ola Aphrodite mengumumkan kelulusannya. Pada pengumuman kelulusan dari Ola Aphrodite, dia menyanyikan lagu Dango Daikazoku.
Jauh dari teriknya matahari, sebuah panggung baru hadir tahun ini membawakan berbagai penampilan artis-artis Jepang maupun lokal yang sedang naik daun. Panggung ini berdiri di bagian dalam Plaza Blok M, walau jauh dari pusat Ennichisai yang berlokasi di Blok M Square jumlah pengunjung yang mengerumuni Chika Stage tidak bisa dibilang sedikit.
Penampilan di Chika Stage sangatlah beragam, dari penampilan komedi dari Yoshimoto Comedians sampai grup idol seperti Neo Break juga memeriahkan panggung ini. Selain penampilan berunansa pop, terdapat juga penampilan tradisional seperti tarian Yosakoi. Di sekitar Chika Stage juga terlihat barisan itasha dan itansha.
Tiga komedian dari Yoshimoto
Penampilan memukau dari Neo Break
Suasana di sekitar panggung semakin panas dengan penampilan dari Nanairo Symphony
Hira Dazzle
Penampilan Yosakoi
Sekian liputan event Ennichisai 2018 kali ini! Terima kasih kepada pihak Ennichisai mulai dari panitia hingga volunteer yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan Ennichisai tahun ini dan memberikan kesempatan kepada kami untuk kembali meliput acara ini. Terima kasih juga kepada para Mikoshiren serta guest star yang telah datang untuk memeriahkan Ennichisai. Semoga ke depannya Ennichisai semakin berkembang luas, bisa tetap berjalan, dan semakin mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang. Nantikan terus liputan-liputan dan artikel lainnya dari Nippon Club ya!
Artikel ini diliput oleh tim jurnalistik Nippon Club