Hai minna! Bertepatan dengan hari dimulainya Asian Games 2018, kami dari tim jurnalistik Nippon Club berkesempatan untuk mengunjungi salah satu acara doujin market terbesar di Indonesia, yaitu Comic Frontier atau Comifuro! Comic Frontier yang ke-11 ini dilaksanakan di Balai Kartini Kartika Expo Center, Jakarta pada Sabtu dan Minggu, 18-19 Agustus 2018. Penasaran dengan keseruan dan kelucuan yang dihadirkan pada Comifuro 11 ini? Yuk simak saja liputannya berikut ini!


Day 1



Sebagai doujin market yang cukup besar, Comic Frontier 11 tentunya menyediakan ratusan booth yang disewakan kepada kreator-kreator lokal yang ingin memajang dan menjual hasil karya mereka, baik karya orisinil maupun karya dari fandom tertentu. Terdapat pula beberapa booth perusahaan yang bergerak di bidang mengenai pembuatan konten, seperti CIAYO Comics, Comico, Kisai Entertainment, dan lain-lain.







Turnamen Shadowverse yang berlangsung


Selain menyediakan daerah exhibition bagi para kreator untuk menampilkan karya mereka, di Comifuro juga menyediakan panggung yang membawakan hiburan dan konten informatif bagi para pengunjung yang berada di Balai Kartini. Contohnya, dari jam 10 pagi pada masing-masing hari adalah sesi Utattemita, di mana pengunjung dpaat mengekspresikan diri melalui nyanyian, baik itu lagu anime/Jepang ataupun lagu-lagu terkenal lainnya, contohnya Oto no Naru Hou e (Goose house), oblivious (Kalafina), Lemon (Kenshi Yonezu), This Is America (Childish Gambino), dan masih banyak lagi.


Setelah Utattemita, ada juga beberapa acara talkshow, contohnya suatu media streaming legal di Indonesia, yaitu Ponimu (Portal Anime Unggulan). Ponimu diciptakan karena meski pecinta anime di Indonesia banyak, namun jumlah yang menontonnya secara legal sangatlah sedikit. Baru saja melakukan tahap soft-launching pada akhir bulan Juli lalu, terdapat beberapa seri maupun film anime yang telah tersedia untuk ditonton secara streaming dengan subtitle berbahasa Indonesia, contohnya Project Itoh dan Higashi no Eden, namun dalam waktu dekat beberapa anime akan dirilis seperti Canaan, Tari Tari, Girls und Panzer, dan Maquia: When the Promised Flower Blooms.

Pada talkshow ini juga dibicarakan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami pihak Ponimu untuk memperoleh lisensi anime, apalagi untuk menayangkan seri yang sedang berjalan di Jepang (simulcast). Kesulitan dalam hal kredibilitas dan kepercayaan ini terjadi karena status Ponimu yang masih baru dan belum adanya data yang jelas mengenai ketertarikan pasar di Indonesia pada layanan streaming anime. Demi hal tersebut, Ponimu ingin mengumpulkan peminat yang ada di Indonesia, diedukasi, kemudian diharapkan peminat tersebut bisa ikut mengedukasi orang lain tentang layanan streaming legal dan lisensi anime. Bahkan ada rencana untuk menarik studio animasi lokal di Indonesia untuk ditayangkan di Ponimu agar industri animasi di Indonesia juga bisa berkembang.


Berikutnya adalah talkshow bersama salah satu bintang tamu, yaitu komikus Yozhman yang mulai terkenal di sosial media melalui karyanya yang berjudul mlemblemmlem. Dia mengaku awalnya terinspirasi oleh gaya seni dan unsur absurd dari seri Pop Team Epic. Komik ini berbentuk sketsa komedi singkat yang menceritakan seputar kehidupan anak kuliahan. Setelah sukses dengan mlemblemmlem, Yozhman juga membuat seri komik terbarunya yang berjudul Amanda’s Emotional Healing Program, dan karyanya ini bisa dibilang berbeda 180 derajat dari komik sebelumnya, yang lebih menekankan pada unsur wholesome, pertemanan, dan keluarga. Meski selama ini dia hanya menerbitkan karya-karyanya melalui laman sosial medianya, Yozhman sedang berminat untuk menerbitkan karya pada penerbit tertentu.



Kemudian, Comico Indonesia membawakan salah satu komik webtoon terbarunya yang berjudul KILLstarter beserta komikusnya Erfan Fajar. KILLstarter terinspirasi oleh Kickstarter, situs yang digunakan untuk mengumpulkan dana demi menyelesaikan suatu tujuan atau proyek, namun untuk KILLstarter sendiri tujuan yang dimaksud adalah membunuh seseorang. Selain itu, kisah beraliran action/aksi ini juga terinspirasi oleh keluhan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh koruptor dan kriminal kelas kakap yang sering menjadi perbincangan masyarakat.

Selain itu juga ada perbincangan mengenai kesan Erfan dalam pembuatan komik bergaya webtoon, apalagi sebelumnya dia lebih terbiasa dengan struktur buku komik biasa. Ada berbagai batasan, seperti paneling berbeda, bentuk halaman memanjang sehingga tidak bisa membuat spread page secara horizontal, serta harus bisa mewarnai secara efektif karena jadwalnya yang lebih padat. Cerita untuk komik webtoon juga cenderung lebih ringan dari komik biasa, dan sebaiknya memiliki thumbnail yang clickbait dan tiap akhir bab yang menggantung agar bisa menarik perhatian pembaca.

Ada juga komikus GHOSTY’s COMIC, Fajar Hadria Putra, yang hadir ke Comic Frontier ini untuk merilis dan mempromosikan buku GHOSTY’s COMIC jilid ketiga yang berjudul Wibutopia. Kumpulan komik strip yang terdapat pada buku ini juga mengandung pengalaman-pengalamannya saat perjalanannya ke Jepang beberap bulan yang lalu.



Day 2


Memasuki hari kedua seperti biasa venue Balai Kartini Jakarta sudah terlihat ramai, namun tidak ada antrian yang cukup berarti dibagian loket tiket maupun pintu masuk. Hal ini berkat panitia Comifuro 11 ini yang mengkoordinir dengan cukup baik.

Begitu memasuki area Comifuro 11 di hari kedua ini terlihat suasana sedikit lebih ramai dibanding hari pertama, namun tidak terlalu terasa. Berjalan menyusuri booth-booth di area pun juga ramai lancar tidak ada hambatan akibat penumpukan pengunjung. Booth-booth yang menjajakan hasil karya kreatif dari seniman-seniman tanah air maupun luar juga tetap meramaikan area Comifuro 11 ini. Beragam produk mereka tawarkan mulai dari poster, gantungan kunci, pin, art book, dan masih banyak lagi.

Pada daerah stage atau panggung dari Comifuro 11 hari kedua ini menghadirkan beragam rangkaian acara menarik. Masih sama seperti hari pertama, di hari kedua ini panggung dibuka dengan Utattemita.

Ada yang menarik di sesi Utattemita kali ini karena ada salah seorang penyandang disabilitas ikut naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu dengan semangat dan emosional, lantunan suaranya pun bagus dan merdu. Sebelum penampilannya juga ia menyampaikan ucapan bela sungkawa atas terjadinya musibah gempa di Lombok yang terjadi belum lama ini. Aksi inspiratifnya ini sukses menghibur penonton dan mendapatkan tepuk tangan yang meriah di akhir penampilannya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan Nanairo Symphony yang membawakan beberapa lagu mulai dari Nanairo Symphony OST dari Shigatsu no Uso hingga lagu yang sempat viral yakni Love Hime.

Ada juga peluncuran komik volume kedua dari “Scrambled” yang diterbitkan oleh penerbit Koloni. Komik ini dibuat oleh Rosalina Lintang. Sesi ini tentunya menghadirkan Rosalina dan berisi talkshow terkait komik ini. Komik ini bercerita tentang perjalanan dari sebuah band bernama “Scrambled” Band ini terbentuk oleh inisiatif dari Filan Sebastian, sang karakter utama yang ingin mencoba hal baru setelah dirinya pindah sekolah. Teman-teman dari Filan dalam membentuk band ini di antaranya Visi, sepupu Filan yang pemalu. Axel, yang pendiam. Valent, yang populer tapi misterius, dan Hosea, kakak kelas yang baik.

Berikutnya ada sesi acara yang cukup unik dan menarik yakni MS Paint. Sesi ini merupakan semacam story telling yang dibawakan dengan ilustrasi gambar yang di buat di Ms Paint. Mas Eko yang merupakan salah seorang admin dari page Facebook Komik Ms Paint menjadi pemandu cerita. Cerita ini berjudul ‘Petualang Cinta’ yang menceritakan kisah seorang ksatria yang tidak ingin disebutkan namanya alias ‘Hamba Allah’ berjuang menyelamatkan putri kerajaan. Ia dikejar oleh komplotan kapitalis. Sang ksatria beserta putri pun mencoba melawan serta menyerang markas mereka.

Sesi ini sendiri dibawakan dengan sangat ringan dengan gambar yang menghibur serta penyampaian yang unik. Penonton pun dibuat tertawa setiap melihat panel baru dari tiap kejadian cerita. Di akhir penampilan pun diberikan kesempatan bagi penonton tentang pendapat serta kesan yang di dapat setelah menyaksikan cerita tadi.

Kami pun juga mampir ke booth dari Nusaimoe. Di sana sedang berlangsung pengundian babak knockout Nusaimoe 2018. 32 karakter dari beragam latar belakang berjuang di fase akhir ini untuk menjadi pemenang tahun ini. Di sini kami menunggu pengundian maskot dari Nippon Club yaitu ‘Nishi’ yang telah berhasil lolos ke fase akhir ini loh!

Dan akhirnya Nishi pun keluar dalam undian dan akan menghadapi Mistia. Semangat Nishi dan jangan lupa dukung terus ya!

Sekian liputan event Comifuro 11 kali ini! Terima kasih kepada pihak Comifuro yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan Comifuro Ke-11 dan memberikan kesempatan kepada kami untuk kembali meliput acara ini. Terima kasih juga kepada para guest star yang telah datang untuk memeriahkan Comifuro 11. Semoga ke depannya Comifuro semakin berkembang luas dalam membantu pertumbuhan industri kreatif di tanah air saat ini. Nantikan terus liputan-liputan dan artikel lainnya dari Nippon Club ya!

Artikel ini diliput oleh tim jurnalistik Nippon Club