Jepang biasanya terkenal dengan budaya kerjanya yang sangat disiplin dan efisien. Disamping itu, Jepang juga lebih dikenal dengan budaya anime dan manga yang sudah merajalela di berbagai negara. Tapi ada satu hal dari Jepang yang tidak bisa dilupakan. Ya, Sumo jawabannya!!
Sumo merupakan olahraga tradisional yang tertua di Jepang. Layaknya olahraga popular lainnya, sumo memiliki prinsip yang hampir mirip dengan olahraga bela diri lainnya. Yaitu mengalahkan lawannya melalui duel untuk menjadi pemenang. Tapi sumo mempunyai keunikan yang membuatnya berbeda dengan olahraga sejenis lainnya.
Pertama, seseorang dikatakan menang bila telah mendorong lawan untuk keluar dari lingkaran pada lapangan. Lapangan yang dimaksud adalah dohyo, arena pertandingan sumo yang terbuat dari tanah. Sedangkan arena lingkaran yang dimainkan adalah gyoji.
Biasanya lapangan tersebut dilakukan upacara khusus untuk menolak bala dan menyucikan lapangan permainan. Yaitu dengan menaburkan garam di sekitar lapangan. Perempuan juga dilarang untuk naik ke atas panggung. Karena menurut orang Jepang, perempuan membuat lapangan menjadi tidak suci. Ini semua dipercaya orang Jepang karena sebenarnya sumo merupakan salah satu tradisi yang berasal dari agama Shinto. Keunikan lainnya terdapat pada 4 jumbai di sudut atap tsuriyane yang menggambarkan 4 musim di Jepang.
Pemain sumo atau disebut sebagai rikishi umumnya berpakaian layaknya orang melakukan tinju. Namun yang membedakan mereka dengan petinju adalah atribut yang dikenakan. Pesumo tidak menggunakan pengaman yang digunakan umumnya, seperti helm, mouth guard, dan sarung. Mereka umumnya hanya menggunakan seperti mawashi (sarung pinggang) dan rambut dibentuk khas seperti daun ginkgo dengan minyak. Rambut ini menjadi bantalan yang memiliki fungsi seperti helm. Lalu pemain sumo umumnya berbadan besar. Karena semakin besar dan berat tubuhnya, kemungkinan menang lebih besar. Namun untuk sekarang, kondisi ini tidak terlalu berlaku. Karena sekarang pesumo sudah memiliki pertandingan sesuai kategori kategori bobot yang telah dilakukan. Kategorinya adalah Makuuchi (maks 42), Juryo (ditetapkan 28), Makushita (ditetapkan 120), Sandanme (ditetapkan 200), Jonidan (sekitar 185), Jonokuchi (sekitar 40).
Karena bobotnya yang besar, maka cara bermain pun sedikit berbeda dari pertandingan lainnya. Permainan ini cenderung menggunakan teknik melempar, mendorong, dan menampar dalam pertandingannya. Teknik–teknik tersebut adalah:
- Oshidashi (押し出し) – Mendorong lawan lingkaran tanpa memegang Mawashi (sabuk sumo)
- Yori Kiri (寄り切り) – Mengusir lawan keluar dari lingkaran dengan memegang Mawashi
- Tsuridashi (吊り出し) – Mengangkat lawan keluar dari lingkaran
- Hatakikomi (叩き込み) – Menampar lawan ke tanah
- Uwatenage (上手投げ) – Melempar lawan ke tanah dengan meraih Mawashi (lemparan ketiak)
- Shitatenage (下手投げ) – Melempar lawan ke tanah dengan meraih Mawashi (lemparan ketiak)
- Hikiotoshi (引き落とし) – Menarik di bahu, lengan, atau mawashi lawan dan memaksa mereka ke tanah
Perbedaan inilah yang membuat sumo berbeda dengan pertandingan bela diri lainnya. Karenanya, sumo tidak terlupakan dan memiliki keunikan tersendiri meskipun sudah banyaknya bela diri yang berkembang di dunia.
Source: Tokyo Creative, JW Webmagazine, SufFieldTimes, Kids Web Japan, Japan Hoppers
Penulis: Zhe
Editor: Radclyffe