[Interview] Lebih Memilih Jaret daripada Sultan, Pembuat GHOSTY’s COMIC "Hanyut di Sungai"
Halo, kembali lagi bersama tim Jurnalistik Nippon Club! Pada acara Seminar Kreasi Komik (KRAMIK) lalu, kami berkesempatan untuk mewawancarai author GHOSTY’s COMIC. Penasaran bagaimana kelanjutan mengenai GHOSTY’s? Yuk disimak hasi wawancaranya!
Q: Bagaimana proses awal sehingga akhirnya terjun ke dunia perkomikan?
A: Jadi awal ceritanya ketika masih kuliah, salah seorang teman saya ingin membuat sebuah bisnis dalam bidang distribusi karya-karya original, bisa dibilang mirip circle begitu. Saat itu teman saya menyinggung mengenai GHOSTY’s yang dulu pernah saya buat, akhirnya saya coba lagi. Ketika dicoba naik terus, saya semakin senang untuk membuat komik setiap hari. Akhirnya saya lanjutkan saja, itu pun saya mengerjakannya ketika masih kuliah sehingga belum ada tuntutan apa-apa, sehingga masih bisa membuatnya dengan have fun sebagai pelepas stres. Ketika lulus kuliah, karena sudah terlanjur besar, akhirnya saya lanjutkan saja menjadi profesi tetap saya.
Q: Bagaimana awal mula anda belajar membuat komik sebelum akhirnya terjun ke dunia ini?
A: Jadi sebelum saya menemukan passion di dunia entertaintment, awalnya saya belajar menggambar secara otodidak. Saya menyebutnya entertaintment karena tidak hanya komik. Saya senang mendesain sesuatu, seperti mendesain kaos, poster untuk membantu teman saya. Sekarang juga saya masih menjadi salah satu pendiri perusahaan Doujin dalam Botol. Dari situ saya membuat komik dengan memanfaatkan kemampuan desain saya.
Q: Ketika seminar tadi (KRAMIK), anda menceritakan bahwa Emon dan Jaret itu referensinya diambil dari orang asli. Kenapa bisa terpikir untuk menjadikan mereka sebagai referensi?
A: Karena karaker teman saya ini sudah seperti karakter komik. Banyak kebodohan-kebodohannya, banyak cerita-cerita anehnya, menurut saya kenapa tidak dan saya juga sangat dekat dengan Emon yang asli, ya saya pakai saja karakternya. Terus Emonnya juga “Oh temen gua si Iman ini kan suka dipanggil sultan tuh” akhirnya dibuat jadi karakter. Waktu itu juga sempat lagi rame tentang Go-Jek, dibuat parodinya, ternyata laku juga. Akhirnya dibuat karakternya. Ada juga teman saya namanya Bobo, hobinya mengantar orang, jadi terinspirasi dari dia juga.
Q: Apakah ada kesibukan lain selain membuat GHOSTY’s COMIC ?
A: Untuk kesibukan, kebetulan ini sudah menjadi profesi, jadi pasti membuat GHOSTY’s COMIC adalah pekerjaan utama. Untuk keesibukan yang benar-benar berat, yang menantang belum ada, karena dedikasi saya sudah ada di GHOSTY’s. Kalaupun ada itu pasti berhubungan dengan GHOSTY’s juga. Selain itu tidak ada lagi, paling menjalankan hobi saja seperti main game, jalan-jalan, kadang juga kerja sambilan seperti membuat logo.
Q: Sebelum membuat GHOSTY’s COMIC, apa yang ingin dilakukan?
A: Saya ingin menjadi IT Consultant, karena dulu saya jurusan informatika, secara natural pasti mengarahnya kesana. Terus sempat ingin menjadi game developer. Dulu saya bingung juga karena awalnya mikir kemampuan biasa-biasa saja. Kadang saya juga tidak mengerti tugas di perkuliahan. Terus sempat mau pindah haluan menjadi desainer. Terus, mentok di situ, ya sudah komik GHOSTY’s dijadikan profesi saja, tidak jauhlah dari desainer. Tapi dulu sempat punya cita-cita menjadi komikus, waktu masih TK dan SD. Waktu SD juga sempat membuat komik asal-asalan.
Q: Bagaimana cara GHOSTY’s COMIC selalu menjaga eksistensinya? Tidak hanya meledak sesaat lalu menghilang.
A: Kalau saya tidak terlalu memikirkannya, tetap ngomik terus. Tapi apa yang saya selalu ingat di pikiran itu, pertama jangan jauh dari orang-orang yang pertama kali like dan share itu karena apa, ya karena bahasan perkhilafan dan perwibuan yang sejenisnya. Meskipun nanti saya membuat komik yang tidak membahas masalah khilaf dan meledak, ya saya menganggapnya anomali saja. Balik lagi ke bisnis yang sekarang membahas tentang khilaf, konsisten saja, jadi saya yakin yang booming terus turun bukan berarti sudah tidak populer lagi, hanya tidak terekspos ke orang-orang yang di luar fandomnya dia. Menurut saya popularitas bukan masalah, suatu karya meledak itu hanya anomali saja biasanya. Misalnya ada yang memang sehari-harinya tidak membahas seperti itu, cuma ketika sedang membahas hal yang lain tiba-tiba meledak. Ya anggapannya anomali saja, GHOSTY’s juga seperti itu, tapi karena GHOSTY’s fanbase nya sudah besar, jadi lebih terlihat.
Q: Saat awal membuat komik, apakah ada rintangan atau hambatan, misalnya seperti penolakan dari orang lain?
A: Kalau tantanggan enggak juga, tapi terkadang saya mikir juga, yang khilaf cuma beberapa ribu orang kan, yang mengerti tentang dunia perhobian tidak banyak, apakah bakal top gitu. Ini bukan halangan atau rintangan sih, tapi sering kepikiran sampai sekarang. Kalau pas awal, ada ketakutan gaya yang seperti GHOSTY’s tidak diterima oleh banyak orang, walaupun ternyata masih diterima juga. Seperti waktu di (line) webtoon juga saya takut tidak diterima orang, terus ada webtoon lain yang muncul juga. Gambarnya bukan jelek, dia punya gaya yang unik, gaya yang tidak biasa dilihat oleh orang-orang yang suka baca webtoon. Waktu itu GHOSTY’s juga punya konsep seperti itu, tapi diterima atau tidak di lingkungan webtoon sempat menjadi pikiran juga, akhirnya ternyata diterima.
Q: Kenapa akhirnya memputuskan untuk memasukan GHOSTY’s COMIC ke LINE WEBTOON?
A: Awalnya, saya tidak tahu yang namanya Webtoon Challenge. Banyak pembaca yang bilang “kak kenapa tidak dimaksukkan ke LINE WEBTOON saja?”. Tadinya niat saya hanya untuk memfasilitasi orang yang suka baca di LINE WEBTOON jadi GHOSTY’s juga ada di LINE WEBTOON. Bukan rencana saya masuk untuk menjadikan GHOSTY’s Webtoon resmi di sana, tetapi saya ditawari oleh editornya melalui email. Saya tidak mikir, lagi lalu saya terima.
Q: Bagaimana cara anda menanggapi haters?
A: Sekarang ini, sebagian besar saya diamkan saja untuk komentar-komentar yang tidak jelas. Menurut saya, orang yang sering memberikan komentar atau kritik tidak hanya lewat komentar saja. Melainkan homepage atau langsung email. Saya merasa bahwa orang tersebut benar-benar ingin GHOSTY’s menjadi lebih baik lagi, karena bisa dibilang lebih niat. Tidak hanya subscribe atau numpang lewat. Mungkin dia merencanakan untuk memberi tahu saya, saya butuh perbaikan apa saja. Tergantung mereka ngomongnya seperti apa atau apa yang menurut mereka kurang.
Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu episode?
A: Untuk sebuah episode tergantung, yang lama itu bukan digambarnya melainkan untuk mencari idenya. Kadang untuk mencari sebuah ide, satu hari penuh juga tidak dapat. Kadang suka ada yang kurang, seperti apa yang harus ditambahkan lagi. Kalau secara kasarnya ya sehari jadi, cuma tidak bisa ditetapkan berapa lamanya.
Q: Setelah membuat komik, dan merchandise, sekarang GHOSTY’s COMIC juga merambah ke dunia Youtube dengan membuat Kembang Kenangan, apa yang akhirnya membuat anda mencoba membuat karya di Youtube?
A: Awalnya saya merasa “panas” karena ada komik strip lain yang merambah ke Youtube walaupun saya sadar belum memiliki kemampuan untuk membuat konten youtube seperti dia. Jadi saya juga tidak mengejar apa-apa dari Youtube, hanya untuk bersenang-senang saja. Untuk memberikan konten-konten lucu yang mungkin tidak teralu bisa dibuat untuk konten komik. Tidak ada deadline juga dan saya senang buatnya, tidak berjadwal juga. Harapannya mungkin bisa diterima baik oleh pembaca yang sudah baca sebelumnya dan mungkin juga menarik orang yang tidak suka baca komik, dan semoga bisa terjadwal juga, dengan skill saya sekarang yang pelan-pelan atau masih hambar gitu. Karena ini juga pertama kalinya saya bikin konten.
Q: Apakah anda mempunyai anime favorit?
A: Anime favorit ada banyak. Nomor satu ada Fullmetal Alchemist, itu terbaik menurut saya. Kedua Bakuman, saya bukan terinspirasi buat komik dari Bakuman, tapi lebih ke cara mereka memperlihatkan kehidupan mangaka dan dramanya juga tidak dibuat-buat. Terus dulu saya juga suka Ping Pong The Animation. Kalau yang benar-benar saya suka itu Pokemon. Saya suka Pokemon sudah dari dulu, dan tidak hanya animenya saja, gamenya juga. Terus suka Jojo juga, Naruto juga. Terus ya karena waifu saya itu (Futaba), saya juga suka Persona 5, tapi Persona 3 dan 4 juga suka.
Q: Apakah ada rencana untuk merambah ke genre lain selain komedi?
A: Di Webtoon saya sempat bikin komik genre horror, hanya saja saya tidak terlalu tertarik dengan itu, saya merasa kurang cocok untuk saya. Kalau untuk drama juga pernah, cuma main-main sih buatnya, waktu April mop, juga membuat cerita tentang Wadono, itu dibuat Youtube parodi juga. Sempat saya membuat komik, side projek gitu juga ujung-ujungnya komedi lagi. Karena definisi saya entertain orang itu dengan ketawa, saya tidak bisa membuat orang nangis atau merasa seram. Untuk yang realistis ya saya akan tetap di genre komedi.
Q: Apakah sekarang atau kedepannya ada projek baru yang dikerjakan?
A: Kalau kedepannya tidak ada, masa lalu ada, sempat mau kontrak dengan salah satu publisher juga. Hanya saja karena ada hal lain jadi dibatalkan. Kalau sekarang saya masih mau focus di GHOSTY’s COMIC karena menurut saya GHOSTY’s COMIC masih banyak potensinya. Dari saya pribadi, masih belum mampu membagi waktu ke seri lain. Kalaupun bisa, seri lainnya mungkin juga akan jadi anak kedua. Sebenarnya ada juga beberapa projek yang masih dicoba-coba, masih belum secara serius.
Q: Bagaimana GHOSTY’s COMIC untuk kedepannya?
A: Pertama-tama, saya mau menjadikan karakter-karakter GHOSTY’s COMIC sebagai maskot. Pastinya merchandise akan lebih bervariasi lagi, kaos juga masih konvensional, yang pasti mau out of the box lagi. Masih direncanankan juga, yang di Youtube masih mau dikembangkan lagi, terus juga mau kolaborasi dengan yang lain. Kemarin itu saya juga sudah icip-icip dengan Wiro Sableng dan juga Tokopedia. Ingin mencoba lagi yang seperti itu, anggapannya seperti ambasador, menurut saya itu masih menjadi potensi yang belum keluar dari GHOSTY’s COMIC.
Q: Di seminar kali ini anda memberikan banyak ilmu mengenai perkomikan. Kedepannya tidak menutup kemungkinan akan ada komik yang terinspirasi dari GHOSTY’s COMIC baik dari segi karakter maupun cerita. Menurut anda bagaimana?
A: Menurut saya tidak apa-apa, karena pada akhirnya setiap komikus itu kalau memang niatnya ingin membuat karakter sendiri, mungkin terinspirasi iya tapi tidak akan benar-benar plagiat. Kalau memang dia masih untuk bersenang-senang dan belum memanfaatkan lebih jauh lagi itu masih tidak apa-apa. Hanya saja kalau sudah menyerempet ke copyright dan sebagainya, saya juga punya kewajiban untuk melindungi hak ciptanya. Tapi kalau mereka mau membuat dengan topik khilaf lagi tidak apa-apa. Siapa tahu sudut pandang dia berbeda dengan GHOSTY’s, mungkin dari sudut pandang mereka khilaf itu jahat, atau mungkin pengalaman mereka tentang khilaf berbeda . Kalau dari saya, selama masih sehat dan terkontrol tidak apa-apa. Saya juga bisa saja terinspirasi dari orang tersebut.
Q: Apakah ada saran untuk orang yang ingin membuat komik?
A: Pertama, jangan buru-buru menjadikan itu sebagai profesi, karena industri komik ini masih baru tumbuh sehingga masih belum pasti kelayakannya untuk dijadikan profesi. Menurut saya mulai dulu dari hobi, lalu dikembangkan secara senang-senang dulu jangan merasa sebagai kewajiban. Kembangkan sesuai passion dan kalau memang dapat kesempatan ambil saja kalau itu untuk kebaikan komik kita, dan tetap have fun saja. Terus juga harus konsisten, jangan gampang menyerah, mentalnya harus lebih kuat lagi karena urusan karya itu, memang akan sering dapat kata-kata pedas. Kalau dari perusahaan mungkin dari atasan, kalau di komik dari para pembaca kata-kata pedasnya, itu dikuatkan saja.
Q: Jaret atau Emon?
A: Jaret.
Q: Kaisar, Sultan, Pamans, atau Pak Iman?
A: Pamans!
Q: Jaret atau Sultan?
A: Jaret!
Q: Futaba atau Uang?
A: Futabaaaaaaa!!!!
Q: GHOSTY’s COMIC banyak dibaca orang tapi banyak haters atau GHOSTY’s COMIC pembacanya dikit tapi damai?
A: Yang kedua
Q: Apakah ada pesan yang ingin disampaikan dengan para penggemar GHOSTY’s COMIC?
A: Terima kasih banyak karena sudah benar-benar mendukung GHOSTY’s COMIC, baik secara finansial dengan membeli merchandisenya maupun sekadar like, share, atau bahkan hanya melihat pun benar-benar berarti untuk saya. Maafkan saya kalau saya ada salah kata atau mungkin ada pendapat-pendapat saya yang mungkin kurang enak untuk dilihat. Kalau memang ada masukan-masukan, saya terbuka selama dilakukan dengan semangat. Jangan pernah bosan, jangan pernah berhenti khilaf, jangan pernah berhenti untuk mengejar hobimu, dan makanlah makanan bergizi jangan nasi kecap juga.
Sekian wawancara yang dengan author GHOSTY’s COMIC. Terima kasih untuk waktu yang diberikan oleh pihak KRAMIK dan GHOSTY’s COMIC untuk wawancara kali ini. Nantikan wawancara yang akan dilakukan oleh Nippon Club kedepannya ya!
Pewawancara: ponyonyon
Fotografer: yaya