Halo minna! Setelah vakum selama lima tahun, acara cosplay terbesar di Indonesia yaitu Jakarta Cosplay Parade kembali lagi memeriahkan Jakarta. Banyaknya pengunjung bersama dengan para kontestan cosplayer membuat acara ini menjadi lebih berwarna. Acara ini diselenggarakan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta, tak heran acara ini merupakan pagelaran cosplay besar-besaran.

Acara yang terletak di lapangan silang monas ini dibuka dengan drama musikal berdasarkan cerita Lutung Kasarung dalam Bahasa Sunda berarti “Monyet hitam yang kesasar”. Drama ini dibawakan Silver Kaze dengan kolaborasi bersama perguruan pencak silat, dengan keinginan ingin menggabungkan antara cosplay dengan seni bela diri. Ini merupakan pertama kalinya ia membuat cerita yang dimana ia harus berhadapan dengan ahli sejarawan agar tidak merusak sifat karakter asli tokoh dalam cerita aslinya.

Silver Kaze mengajak para pemain yang bukan dari dunia cosplay, alasannya karena ia ingin mengangkat makna dari cosplay itu sendiri, Costume Player, dimana tidak hanya sekedar membuat kostum namun juga menjiwai watak dari karakter yang di cosplay. Ia mengadakan penampilan ini tidak hanya sekedar untuk menghibur namun ia ingin menarik minat para cosplayer karena kurangnya minat penampilan cosplay.

Perluasan cerita dalam drama ini ditambah dengan sebuah karakter yang tidak ada pada cerita aslinya. Karakter itu tidak asal dibuat melainkan sudah melalui riset terlebih dahulu, yakni karakter bernama Pemanahrasa yang karakter aslinya merupakan nama kecil pangeran Siliwangi, Pemanarasa. Walaupun memiliki kemiripan nama, karakter tersebut juga mempunyai ciri khasnya sendiri yang dimana pangeran Siliwangi mempunyai sifat yang cool dan pintar, namun Pemanahrasa dibawakan dengan sifat cool namun sedikit kocak. Campuran musik yang cocok membuat suasana panggung terasa seperti pada zamannya.

Sembari menonton drama kalian juga mencuci mata dengan berbagai gambar karakter anime pada itasha yang berjejer didepan area panggung, menghiasi monas. Karakter-karakter yang ditampilkan pun beragam ada yang berasal dari game seperti Honkai Impact, anime seperti dari serial Fate dan masih banyak lagi. Selain itasha ada juga itansha, jika itasha merupakan mobil bergambarkan karakter anime, maka itansha merupakan versi motornya.

Terdapat juga stand Nippon Club yang terletak di sebelah kiri area penonton lho. Di stand ini kalian dapat mengikuti giveaway hanya dengan mengikuti ketentuannya dan giveawaynya dalam bentuk gacha. Bagi yang menyukai gacha jangan lupa kunjungi booth Nippon Club ya.

Selain pertunjukkan, ada juga lho kompetisinya. Tak hanya satu kompetisi saja yang disajikan namun ada tiga, yakni Single Cosplay Competition, Team Cosplay Competition, dan Local Character Competition. Kontestan yang hadir pun tidak hanya dari Jakarta saja namun ada yang dari luar kota Jakarta juga lho, seperti Semarang dan Bandung. Yuk langsung kita simak aja seperti apa lombanya?

Single Cosplay Competition merupakan ajang dimana para cosplayer yang telah mendaftar akan membawakan karakter yang mereka telah buat kostumnya untuk diuji di atas panggung. Berbagai karakter dari karakter anime, game, hingga ke film-film barat seperti Bumblebee dari film Transformer dan yang membawakannya pun juga dari usia muda hingga dewasa. Pendaftar kompetisi yang satu ini tidak hanya sedikit. Karena tidak sedikit yang tampil diajang satu ini, kalian dapat memanjakan mata kalian dengan melihat kostum-kostum yang keren, menarik dan mirip seperti film, anime maupun gim yang pernah kalian mainkan atau tonton.

Dimana ada kompetisi pasti ada juga jurinya, pada kompetisi yang satu ini jurinya adalah dua orang cosplayer yang sudah menginjakkan kaki di dunia cosplay internasional. Kedua juri ini berasal dari grup Daikon Sky, yakni Sora Hua dan Echow Eko. Sora sebelumnya pernah mewakili Indonesia di event Polymanga 2019 yang diadakan di Swiss dan Echow juga sebelumnya pernah mewakili Indonesia di event Polymanga 2016 dan World Cosplay Summit 2013.

Kedua ada Local Character Competition. Kompetisi yang satu ini tidak banyak kontestan yang mendaftar, namun kostum-kostum yang dibawakannya tidak kalah keren dari Single Cosplay Competition. Mereka juga memperagakan bahkan ada yang mengkolaborasikannya dengan bela diri. Karakter yang dibawakan juga berasal dari cerita rakyat. Juri pada kompetisi kali ini ada dua juga yakni Frea mai dan Erlan Bakabon. Kedua juri pun sebelumnya juga pernah memiliki pengalaman di dunia cosplay yang dimana Frea sebelumnya pernah menjuarai World Cosplay Summit 2016 dan Erlan pernah menjuarai Anime Festival Asia 2018. Tidak asal juri, Frea mengatakan ia belum pernah menjadi juri pada local character competition, dan ia meriset terlebih dahulu karakter-karakternya sehari sebelum memberikan penilaian.

Setelah kedua kompetisi yang telah menemani kalian dari awal, dilanjutkan dengan Team Cosplay Competition. Dalam kompetisi yang satu ini, aksi yang dipertunjukkan lebih terasa menegangkan karena ada penampilan stage play. Pertunjukkan yang satu ini tidak hanya sekedar tampil namun keamanan dan keselamatan pertunjukan juga diperhatikan seperti gerakan-gerakan salto. Selain gerakan, perlengkapan yang digunakan juga aman.

Acara yang ditunggu-tunggu di event yang satu ini pun akan mulai yakni, parade. Para penonton berjejer ke depan panggung menunggu dengan sangat antusias akan acara yang satu ini. Sebelum dimulai para cosplayer dan komunitas-komunitas yang diundang juga berbaris menyusun formasi untuk acara parade ini. Cosplayer-nya juga tidak hanya dari Indonesia, adapun 20 cosplayer dari enam negara berbeda seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina, Malaysia dan Jepang. Berbagai jenis bendera negara dikibarkan, selain bendera negara ada juga bendera lambang komunitas. Parade dipimpin oleh si Pitung yang diperankankan oleh Hanata Rue, pendekar petik bunga dari film Wiro Sableng.

Diakhir event setelah puas mencuci mata di parade, Ola Aphrodite membawakan tiga lagu, dua di antaranya lagu original dan satu lagu cover yakni Renai Circulation. Lagu original yang dibawakannya merupakan lagu singel pertamanya, Baka Oniichan dan lagu kedua merupakan lagu original kolaborasi antara Ola bersama dengan komposer lagu anime Re:Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu, dan lagu ini merupakan pertama kali ia bawakan di Jakarta.

Sekian liputan Jakarta Cosplay Parade 2019, tidak lupa kami berterima kasih kepada pihak panitia dan penyelenggara serta dukungan pemerintah yang membantu menyukseskan acara ini. Jangan coba adegan-adegan berbahaya jika tidak ahli dan jangan lupa juga untuk simak artikel liputan Nippon Club lainnya!

Penulis: NvM
Penyunting: Gachaman