Konnichiwa minna-san! Siapa disini yang suka bepergian? Bagi minna-san yang sudah pernah berkunjung ke Jepang pasti tidak asing lagi dengan nama bandara yang satu ini. Ya, Kansai International Airport / KIX (関西国際空港、Kansai Kokusai Kuukou, sering disebut juga Kanku、関空)adalah salah satu bandara terbesar di Jepang, sekaligus salah satu pintu masuk ke negeri sakura.

Bandara ini adalah salah satu bandara terunik di dunia sekaligus bandara penting di Asia lho. Selain unik karena berada di tengah laut dan berdiri di atas pulau buatan ada beberapa fakta menarik lainnya lho terkait bandara ini. Bagi minna-san yang tertarik untuk masuk ke Jepang melalui bandara ini secara direct flight dari Indonesia, dapat menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan kota keberangkatan dari Jakarta (Soekarno-Hatta International Airport) atau Bali (Denpasar International Airport).

Sejarah Awal

Kansai International Airport yang berdiri di atas pulau buatan (関空島、Kankuujima)ini terletak di tengah Teluk Osaka, lepas Pulau Honshu, 38 km (24 mil) barat daya Stasiun Osaka. KIX mulai beroperasi pada 4 September 1994 dan bertujuan untuk mengurangi kepadatan aktivitas bandara di Osaka sebelumnya, Osaka International Airport (大阪国際空港、Osaka Kokusai Kuukou), atau lebih dikenal dengan sebutan Itami Airport / ITM. Semenjak dibukanya KIX sebagai bandara yang melayani penerbangan internasional, ITM kini dialihfungsikan sebagai bandara yang melayani penerbangan domestik.

Pada awal tahun 1960-an, ketika ITM semakin padat, pemerintah tidak dapat memperluas wilayah bandara, karena terletak di tengah kota. Bahkan terdapat banyak gedung-gedung tinggi, sehingga dapat mempersulit lalu lintas udara. Permasalahan polusi suara pun menjadi salah satu masalah saat itu. Rencana awalnya KIX akan dibangun di dekat kota Kobe, namun hal tersebut ditolak oleh pemerintah kota setempat. Akhirnya diputuskan untuk membangun KIX di tengah Teluk Osaka, selain jauh dari pemukiman dan hiruk-pikuk kota, bandara juga bisa beroperasi 24 jam, tidak seperti pendahulunya yang terletak di tengah kota.

Pembangunan bandara dimulai pada tahun 1987. Pulau 1 (511 hektar) selesai dibangun pada tahun 1994 dan Pulau 2 (535 hektar) selesai pada tahun 2007. Kedua pulau ini masing-masing memiliki satu landasan pacu (runway) dan satu terminal. Sky Gate Bridge R atau dikenal juga dengan nama Kansai International Airport Access Bridge (関西国際空港連絡橋) dibangun untuk menghubungkan pulau buatan ini sendiri dengan daratan utama. Jembatan dua lantai yang memiliki panjang 3.750 meter, lebar 29,5 meter (6 jalur), dan 25 meter pada titik tertinggi di tengah ini merupakan jembatan lantai rangkap terpanjang di dunia.

Sky Gate Bridge R penghubung bandara di Teluk Osaka dengan daratan utama Pulau Honshu

Ide untuk membangun pulau di atas teluk sedalam 18 meter dengan dasar tanah liat lunak di bawah 30 meter memang tampak gila. Tetapi hal tersebut sulit dihindari mengingat lahan langka dan harga yang mahal menjadi momok mengerikan. Reklamasi sudah mulai dilakukan sejak dahulu kala pada abad ke-17 di Zaman Edo. Namun, reklamasi benar-benar “menggila” setelah terjadinya perang dunia kedua. Pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan jumlah permintaan terhadap lahan baru meningkat sangat cepat.

Desain Arsitektur

KIX memiliki 2 terminal, yaitu Terminal 1 dan Terminal 2. Terminal utamanya, yaitu Terminal 1 adalah bangunan empat lantai yang dirancang oleh Renzo Piano dan Noriaki Okabe. Renzo Piano sendiri adalah salah satu arsitek asal Italia yang merancang Pompidou Center di Paris, Shard di London, New York Times Building di New York City, dan masih banyak lagi. Luas lantai kotor dari KIX adalah 296.043 m2 (3.186.580 kaki persegi). Total panjangnya adalah 1,7 km (1,1 mil) dari ujung ke ujung, menjadikannya sebagai bandara terpanjang di dunia.

Terminal yang memiliki bentuk simetris nyaris sempurna dengan lengkungan mulus ini tidak hanya pajangan dan rangka semata. Anatomi dari atap terminal yang berbentuk airfoil ini berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi aliran udara. Saluran AC raksasa menghembuskan udara sejuk ke atas di salah satu bagian terminal, udara tersebut kemudian melintasi lengkungan langit-langit terminal, kemudian dikumpulkan oleh intake di salah satu sisi lain terminal.

Interior Kansai International Airport karya Renzo Piano

Diperkirakan Akan Tenggelam?!

Bandara ini memang telah berhasil bertahan dari gempa bumi dan angin topan. Namun, masalah baru kembali muncul. Pulau buatan ini tenggelam lebih cepat dari perkiraan awal. Menurut Institution of Civil Engineers, tingkat penurunan tanah pulau buatan ini berkisar sekitar 50 cm setahun pada 1994, menjadi 7 cm setahun pada tahun 2008.

Sejak awal pengoperasian KIX pada tahun 1994, pulau buatan ini telah tenggelam 38 kaki (menurut perhitungan pada tahun 2008). Untuk mencegah hal ini, beberapa hal telah dipikirkan oleh para pengelola.  Ketinggian tanggul laut perlu ditingkatkan, karena menurut data, tembok laut di Pulau 1 tenggelam sekitar 6cm per tahunnya.  Namun, menambah ketinggian tanggul tidak akan menyelesaikan masalah karena dapat mengganggu pesawat lepas landas dan mendarat dengan aman. Oleh karena itu, langkah paling aman adalah menambah ketinggian tanggul laut, runway, dan bangunan lainnya secara bersamaan.

Banjir di KIX akibat Typhoon Jebi 2018 lalu

Menaikkan runway saja sudah menelan biaya hingga miliaran yen, hal inilah yang membuat para pengelola enggan melakukannya. Tetapi kementrian transportasi telah menetapkan bahwa tindakan tersebut harus diambil. Apalagi setelah melihat musibah banjir akibat dari Typhoon Jebi 2018 lalu, dimana ketinggian ombak mencapai 5 meter dan membanjiri bandara. Akibatnya bandara tidak beroperasi selama beberapa hari.

Parkiran pesawat yang tergenang banjir

Tenggelamnya pulau buatan ini disertai berbagai bencana alam seperti banjir yang mengintainya adalah salah satu dampak nyata rusaknya alam. Naiknya permukaan laut adalah salah satu permasalahan serius saat ini. Global Warming benar-benar memberikan dampak yang nyata. Marilah kita menjaga alam ini agar tidak semakin kotor dan rusak.

Source:

simpleflying.com, archleague.org, airspacemag.com, wikipedia.org, straitstimes.com

Author: Aditchii

Editor: Epsilon