Konnichiwa minna-san, apa kabar? Semoga minna-san sehat selalu dan dan berada dalam keadaan aman di awal tahun 2021 ini. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan, menjaga jarak, selalu memakai masker, dan mempersiapkan segala persiapan siaga bencana ya. Artikel kali ini akan membahas tentang salah satu kesenian melipat kertas dari Jepang.

Origami tentu tidak asing lagi di telinga kita. Ya, origami adalah salah satu kesenian melipat kertas dari Jepang. Tentunya bagi para pecinta origami, legenda tentang 1000 bangau kertas adalah hal yang tidak asing untuk didengar. Konon, jika kita membuat 1000 bangau kertas, maka impian atau doa kita akan terkabulkan. Benarkah?

Mengapa Burung Bangau?

千羽鶴 (Senbazuru) berarti seribu banagu dan mengacu pada bangau yang terbuat dari kertas (origami), bukan terhadap burung bangau asli yang hidup. Tsuru (鶴) adalah sebutan untuk burung bangau dalam Bahasa Jepang, beberapa kalangan orang menyebutnya sebagai “Tanchou”. “Tan” berarti merah dan “Chou” berarti paruh atau puncak. Burung bangau dipercaya sebagai salah satu makhluk suci yang dapat hidup hingga ribuan tahun. Selain itu masyarakat Jepang juga percaya bahwa burung bangau adalah lambang kesetiaan, panjang umur, dan kemujuran.

Orang Jepang sudah melipat origami berbentuk burung bangau sejak kira-kira 300 tahun lalu. Sejak dahulu dipercaya bahwa apabila seseorang membuat origami berbentuk burung bangau sebanyak 1000, maka keinginannya akan tercapai. Hal ini juga dipercaya membawa kesembuhan dan mengurangi penderitaan bagi yang sedang sakit. Keseribu bangau ini biasanya digabungkan menggunakan tali atau benang, lalu digantungkan pada vihara atau kuil. Namun pada era modern ini, tidak jarang juga kita menemukan bangau-bangau ini diberikan sebagai hadiah spesial untuk keluarga, kerabat, ataupun teman.

Sadako Sasaki

Sadako Sasaki (佐々木 禎, 7 Januari 1943 – 25 Oktober 1955) adalah salah satu anak perempuan korban perang dunia kedua. Ia masih berumur dua tahun ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima, Jepang. Pada akhir tahun 1954, ia divonis mengidap Leukimia dan dinyatakan bahwa ia akan hidup paling lama setahun lagi. Ternyata penyakit itu adalah dampak dari radiasi nuklir dan hal tersebut juga terjadi pada anak-anak lainnya.

Pada tanggal 3 Agustus 1955 (sekitar 2 bulan sebelum kematian Sadako), sahabatnya yang bernama Chizuko Hamamoto datang mengunjunginya di rumah sakit. Chizuko memotong selembar kertas berwarna emas menjadi berbentuk persegi, kemudian melipatnya menjadi burung bangau kertas. Sembari mengerjakan hal itu, Chizuko menceritakan tentang legenda Senbazuru (siapapun yang membuat seribu bangau kertas, maka permohonannya akan dikabulkan oleh para dewa).

Sejak saat itu, Sadako selalu mencari kertas kemudian melipatnya menjadi burung bangau. Kertas bungkus obat, kertas bingkisan, kertas apapun yang dia dapatkan selalu dia gunakan untuk membuat bangau-bangau ini. Dia bahkan berkeliling ke kamar-kamar pasien lainnya untuk meminta kertas bekas.

Sadako menutup usianya pada usia 12 tahun. Hingga akhir hidupnya, dia hanya mampu membuat 644 bangau kertas. Perjalanan 1000 bangau kertasnya inipun dilanjutkan oleh teman-temannya. Setelah selesai, keseribu bangau ini pun dikuburkan bersama Sadako. Setelah itu, teman-temannya menggalang dana untuk mengenang Sadako dan seluruh anak yang meninggal akibat dampak bom atom. Pada tahun 1958, patung Sadako yang sedang memegang burung bangau emas didirikan di Hiroshima Peace Memorial Park (広島平和記念公園, Hiroshima Heiwa Kinen Kouen).

Pada bagian bawah patung tersebut terdapat sebuah prasasti yang bertuliskan:

これはぼくらの叫びです これは私たちの祈りです 世界に平和をきずくための
(Kore wa bokura no sakebi desu. Kore wa watashitachi no inori desu. Sekai ni heiwa o kizuku tame no.)
"Ini adalah seruan kami. Ini adalah doa kami. Untuk membangun kedamaian di dunia."

Kegiatan Beramal

Beberapa badan amal menggunakan Senbanzuru sebagai media untuk membantu sesama. Salah satunya adalah organisasi Cranes for Cancers. Organisasi ini mengumpulkan burung-burung bangau kertas dari sekolah-sekolah dan donasi dari online, lalu disalurkan kepada pada penderita kanker yang sedang menjalani metode kemoterapi. Kita bahkan bisa menominasikan pasien yang akan menerima burung-burung bangau tersebut dengan cara mengirimkan nama mereka melalui email.

Bahkan tindakan amal ini tidak hanya terbatas di Jepang saja lho! Ketika tsunami besar melanda pesisir timur Jepang 2011 lalu, beberapa sekolah di Amerika mensponsori dana di mana untuk setiap Senbanzuru yang terjual, uangnya akan disumbangkan kepada para korban tsunami di Jepang.

Source:

repository, japanvisitor.com, thesprucecarfts.com, wikipedia

Author: Aditchii

Editor: TLC