I came here because nothing good happened in my life – Aokigahara (2012)

Hallo minna-san, apa kabar? Semoga minna-san tetap dalam keadaan sehat selalu. Artikel kali ini akan kembali membahas sesuatu yang berbau mistis dan horror. Yep, sesuai judulnya, kita akan membahas hutan Aokigahara. Simak artikel berikut yaa…

Tahukah minna-san bahwa Aokigahara adalah salah satu tempat bunuh diri peringkat kedua di dunia setelah Golden Gate Bridge di San Fransisco, Amerika? Hutan Aoukigahara (青木ヶ原), juga dikenal sebagai Sea of Trees (樹海、Jukai), terletak di sebelah barat laut Gunung Fuji, membentang dari Kawaguchi-ko hingga Narizawa Prefektur Yamanashi. Hutan dengan pepohonan yang tumbuh subur dengan luas berkisar 30 km2 ini diperkirakan berusia 1200an tahun, dan berdiri di atas lava Gunung Fuji yang mengeras setelah letusannya pada tahun 864 Masehi lalu. Pada bagian barat Aokigahara terdapat banyak gua yang sering kali dipenuhi es pada musim dingin, tempat ini menjadi salah satu destinasi bagi wisatawan dan murid murid untuk wisata sekolah. Hutan Aokigahara sangat padat dengan pepohonan, ditambah dengan batuan lava berpori yang menyerap suara, membantu minna-san lebih merasakan rasa horror dan “kesendirian” di tempat ini.

Papan pengingat di salah satu pintu masuk Aokigahara.

Suasana Mencekam di Siang Hari Sekalipun

Hutan ini dipenuhi dengan berbagai jenis pohon, terutama pohon pinus dan cemara. Sungguh pepohonan yang indah dan membawa kesan yang sejuk dan nyaman untuk hiking. Eits, tunggu dulu, lain halnya dengan Aokigahara. Ketika kita memasuki hutan ini, kita akan disambut dengan ketenangan yang mengerikan dan mencekam. Pepohonan yang berbaris rapat seakan-akan berusaha untuk menutup cahaya matahari. Hutan ini bahkan tampak gelap di siang hari sekalipun.

Hutan dengan suasana yang mencekam dan sunyi inilah merupakan salah satu tempat bunuh diri paling terkenal di dunia. Sekitar 100 peristiwa bunuh diri diperkirakan terjadi setiap tahunnya di tempat ini. Pada pintu masuk Aokigahara bahkan terdapat papan-papan besar yang bertuliskan peringatan utnuk membatalkan niat bunuh diri. Petugas-petugas yang ada pun sering berlalu-lalang dan mengajak orang-orang yang terlihat “sudah tidak memiliki semangat hidup” untuk mengobrol dan membatalkan niat mereka. Namun sayang, peringatan tersebut seringkali diabaikan. Bahkan hingga dibuat peraturan yang wajib untuk ditaati demi menghindari orang-orang bunuh diri di tempat ini, yaitu: pengunjung tidak boleh sama sekali berjalan sendirian di dalam Aokigahara.

Salah satu jasad dari korban bunuh diri yang bergelantungan di Aokigahara

Orang-orang yang bunuh diri di tempat ini diduga memiliki permasalahan yang berat dalam hidup dan merasa tidak mampu melanjutkan perjalanan hidupnya lagi. Tekanan hidup yang luar biasa dan ketidakmampuan menghadapi realitas dunia adalah beberapa alasan yang mungkin bagi mereka untuk bunuh diri. Angka kasus bunuh diri yang terjadi naik dari tahun ke tahun. Namun, jumlah angka pastinya tidak pernah diungkap oleh pemerintah ke media. Hal ini menjadi bukti betapa parahnya jumlah kasus bunuh diri di tempat ini.

Di dalam Aokigahara sendiri terdapat banyak pita bergelantungan. Hal ini dimaksudkan sebagai penanda jalan pulang agar orang-orang di dalamnya tidak tersesat. siapa pun dilarang untuk bermalam di dalam hutan karena suhu ekstrem yang sangat dingin di malam hari.

Energi Negatif

Dalam sejarah Jepang, terdapat salah satu kebiasaan “kurang terpuji” yang dilakukkan oleh orang-orang zaman dahulu. Orang-orang Jepang zaman dahulu seringkali “membuang” orang tua lanjut usia di Aokigahara. Alasan utamanya adalah mereka sudah tidak mampu merawat para orang tua lanjut usia lagi.

Maka dari itu, beberapa kalangan percaya bahwa seakan-akan ada energi negatif yang memanggil-manggil orang-orang untuk melakukan bunuh diri. Mitos yang beredar juga berupa para arwah jahat di tempat ini memiliki dendam dan akan menyiksa pengunjung dengan membisiki mereka sehingga para para pengunjung kehilangan arah lalu memutuskan untuk bunuh diri. Banyaknya kasus bunuh diri di tempat ini membuat pengalaman bertemu tulang-belulang manusia, tengkorak dan daging yang membusuk adalah hal wajar. Mendengar suara-suara aneh dan melihat penampakan berupa bayangan putih juga merupakan beberapa hal yang sering dialami oleh pengunjung Aokigahara. Tidak jarang juga mereka menemukan berbagai “benda peninggalan” para korban, seperti dompet, baju, kartu kredit, uang, bahkan SIM sekalipun.

“Barang peninggalan” para korban bunuh diri dan tengkorak dari salah satu korban.

Masalah hidup memang seringkali datang hingga membuat kita putus asa, bahkan depresi dalam menjalani hidup. Seburuk apapun masalah hidupmu, janganlah jadikan itu sebagai alasan untuk mengakhiri hidup. Ingatlah akan orang tuamu, siapa saja yang akan bersedih dengan kehilangan dirimu? Siapakah yang akan kalian tinggalkan? Apa yang akan kalian pertanggungjawabkan ketika bertemu dengan penciptamu nanti?

Bunuh diri tidak menyelesaikan masalah, hanya memindahkannya kepada orang lain. Kita diberikan cobaan dan masalah hidup karena Sang Pencipta tahu bahwa kita kuat untuk melaluinya. Selalu bersyukur denga napa yang kita miliki dan semangat dalam menjalani hidup seberat apapun itu. Jangan Menyerah!!

Source:

wikipedia, akibanation.com, japantrips.co, idntimes.com

Author: Aditchii

Editor: TLC