[Review] Soul Eater! Kisah Murid SMP yang Membasmi Monster Pemakan Jiwa Manusia?
“Artikel ini mengandung spoiler, jika tidak ingin terkena spoiler, silahkan nonton filmnya terlebih dahulu lalu lanjutkan membaca.”
Konichiwa minna-san! Semoga minna-san tetap sehat ya! Dalam masa pandemi ini mungkin minna-san ingin menikmati waktu luang dengan anime favorit minna-san, menonton anime sangat menyenangkan bukan? Nah, ada kabar baik bagi minna-san yang kehabisan daftar anime dengan cerita menarik dan memiliki kekuatan supernatural! Soul Eater wajib ditambahkan ke dalam daftar tersebut, kira-kira kenapa ya? Yuk simak artikel kali ini!
Dalam kisah Soul Eater, terdapat dua peran penting yang saling membutuhkan satu sama lain yaitu pengendali dan senjata. Pengendali adalah sosok terlatih yang dapat mengendalikan senjata, sedangkan senjata adalah sosok yang dapat merubah dirinya menjadi senjata agar dapat digunakan oleh si pengendali. Kisah Soul Eater berfokuskan pada kisah Maka Albarn, Black Star, dan Death the Kid, pengendali yang bersekolah di Shibusen, sekolah yang dikhususkan bagi para pengendali dan senjata. Misi pertama mereka yaitu mengumpulkan 99 jiwa jahat dan 1 jiwa majo (Penyihir) untuk membuat senjata mereka menjadi death scythe, senjata yang nantinya akan digunakan Shinigami-sama atau kepala sekolah mereka. Soul Eater berlatarkan di Kota Death, kota yang sungguh unik dan ditinggali oleh berbagai mahluk supernatural.
Percayakah minna-san kalau anime ini dirilis pada tahun 2008? Yup, Soul Eater merupakan salah satu anime lawas yang tidak kalah keren dari anime pada zaman sekarang. Gerakan animasi dari Soul Eater patut diberi pujian karena sangat halus dan memanjakan mata. Contohnya ketika Maka Albarn, gadis yang ditemani Soul sebagai senjatanya mulai menggunakan sabit besarnya untuk melawan musuh. Banyak penonton yang makin tertarik dengan anime ini bukan hanya karena desain karakter, cerita atau grafik, melainkan gerakan animasi yang benar-benar mulus.
Soul Eater menarik para penggemarnya karena cerita yang menarik?
Benar, alur cerita adalah salah satu faktor yang memancing perhatian para penonton Soul Eater. Anime dengan jumlah episode sebanyak 51 episode ini, tak hentinya membuat para penonton penasaran. Alur yang digunakan dalam plot tidaklah rumit, malah sangat simpel sehingga para penonton dapat menikmatinya dalam waktu luang. Hal-hal yang membuat cerita semakin menarik juga muncul dari karakter baru yang muncul sebagai pengendali dan senjata.
Setiap tokoh dalam anime ini memiliki ceritanya masing-masing. Cerita-cerita dibalik karakter akan terungkap secara perlahan dalam setiap episode. Cerita latar belakang karakter yang paling dibahas tentunya karakter utamanya. Masing-masing punya kisah menyedihkan, menyenangkan, dan kekuatan rahasia yang sungguh menakjubkan. Agar membahas sejarah karakternya tidak terasa membosankan, anime ini menyelipkan humor yang dijamin dapat menghibur minna-san!
Soul Eater dipenuhi desain karakter yang keren dan anti mainstream!
Minna-san sudah dipastikan akan menemukan berbagai karakter menarik dari anime yang satu ini! Setiap karakter memiliki pakaian unik dan senjata yang unik pula. Pokoknya anime ini sulit ditebak dan dipenuhi dengan kejutan!
Sebenarnya tidak hanya dipenuhi karakter yang unik, tapi juga sifat masing-masing karakter juga sangat unik. Contohnya Death The Kid yang memiliki sifat perfeksionis dan luar biasa mencintai seni yang didasari oleh objek simetris. Terkadang objek simetris dapat membuat Death The Kid tidak bisa menjaga konsentrasinya saat melawan musuh, hal ini membuat penonton gemas dan tertawa. Kemudian senjata bernama Excalibur, senjata terkuat, namun memiliki sifat yang aneh dan sangat mementingkan egonya sampai-sampai tidak ada pengendali yang mau memakainya sebagai senjata. Kemudian tidak lupa dengan karakter Crona dengan gender yang tidak diketahui, memiliki darah berwarna hitam dan sikap yang pemalu, bahkan memiliki rasa bingung berlebihan terhadap berbagai hal.
Demikian artikel kali ini minna-san, semoga artikel ini bisa menghibur minna-san saat mengisi kebosanan pada masa pandemi ini.
Author: Epsilon
Editor: Aditchii