[Liputan] Melihat dan Belajar mengenai Pop Culture Jejepangan pada Gelar Jepang Universitas Indonesia 27 Hari Pertama!
Halo minna-san! Kali ini, Nippon Club mendapatkan kesempatan untuk meliput Gelar Jepang UI 27 yang diadakan dari tanggal 20 Mei 2021 sampai tanggal 22 Mei 2021. Acara ini diadakan oleh mahasiswa Fakultas Sastra Jepang Universitas Indonesia. Meskipun diadakan secara online, keseruan acaranya masih ga kalah lho dengan offline. Yuk, kita simak keseruannya!
Hari pertama dari Gelar Jepang UI 27 diadakan dari jam 9.00 WIB hingga jam 17.00. Acara dibuka dengan penyampaian terimakasih dari MC, Lia ke pihak terkait dan doa. Lalu, ada sambutan dari Project Officer yang menyampaikan rasa terimakasih untuk persiapan acara beserta salam dan tujuan diadakannya GJUI tahun ini. Lalu, ada kata sambutan dari Ibu Filia selaku ketua program Bahasa Jepang Universitas Indonesia yang mengungkapkan arti kata Mugenchi, yang menjadi tema acara ini dan kaitannya dengan Gelar Jepang UI yang memiliki pengalaman yang lama. Lalu, ada kata sambutan dari Pak Reynaldo de Achille selaku kepala bidang kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas UI yang mengaku senang Gelar Jepang UI dapat diselenggarakan lagi dan berharap acara bisa terus berkembang. Setelah itu, panitia dengan resmi mengumumkan pembukaan acara Gelar Jepang UI dan mengumumkan survei GJUI yang sudah sebelumnya diadakan.
Pada hari pertama ini, ada 5 kegiatan yang diadakan. Pertama, Talkshow dengan Teater Enjuku, kemudian yang kedua ada Bedah Film Spirited Away, dan juga ada Seminar Anime Legal bersama Muse Indonesia. Selain itu juga terdapat Workshop Pokemon Trading Card Game dan Workshop Shodo. Dalam artikel ini, kita akan menyimak keseruan 3 kegiatan.
Kegiatan pertama yang diadakan adalah Talkshow dengan Teater Enjuku yang diadakan pada jam 10.00 WIB hingga jam 11.30. Acara ini dipandu oleh MC selaku moderator Hani dengan narasumber Kak Daniel, Kak Ario, dan Kak Tara dari pihak teater Enjuku. Teater Enjuku sendiri adalah teater mahasiswa yang didirikan oleh Kaigiri-sensei sebagai wadah untuk mengajarkan mahasiswa mengenai sifat-sifat yang harus dikembangkan untuk menghadapi dunia kerja serta membangun persahabatan antara Indonesia dan Jepang. Teater ini sudah ada sejak tahun 2009 dan sudah mementaskan 12 pementasan hingga kini lho! Uniknya, pemain teater ini menggunakan bahasa Jepang dalam pementasannya. Tidak hanya itu saja, semua pemain dan staff yang tergabung dalam teater ini juga beranggotakan mahasiswa lho! Meskipun, mayoritas mahasiswanya adalah mahasiswa sastra Jepang, tetapi belakangan ini mereka mulai menerima mahasiswa non-sastra Jepang juga.
Dalam talkshow ini, pembawa acara mengobrol santai mengenai pengalaman-pengalaman masing-masing narasumber di teater tersebut. Meskipun memiliki berbagai latar belakang dan alasan ingin mengikuti teater ini, semua narasumber mengakui mereka belajar banyak tentang kehidupan, tidak hanya mengenai teater saja. Selain itu, ditampilkan cuplikan video pementasan terkenal mereka yang berjudul Kono Sumaa no Utage, video tur Jepang mereka pada tahun 2014 dan sedikit video trailer pementasan terbaru mereka yang berjudul The Last Mission. Bagi kalian yang tertarik dengan pementasan teater ini, bisa mengecek Youtube channel mereka. Selain video semua pementasan mereka sejak tahun pertama, mereka juga menggungah semua soundtrack yang digunakan dalam pementasan mereka. Keren sekali bukan?
Kegiatan kedua yang diadakan adalah Bedah Film Spirited Away, film ini sendiri dipilih karena sesuai dengan tema Gelar Jepang UI tahun ini. Acara dipandu oleh Fathia dan bedah filmnya sendiri dilakukan bersama dengan Rouli sensei dan Citra sensei. Pada acara ini, kedua sensei tersebut mengupas seluk beluk film Spirited Away dari segi budaya dan bahasa dalam film tersebut. Dari sana, kita dapat melihat banyak pesan tersembunyi yang hendak disampaikan dalam film tersebut. Ada yang hanya berbentuk representatif dari kultur Jepang atau sebagai bentuk kritik terhadap modernisme masyarakat Jepang pada saat film tersebut dirilis. Salah satunya adalah betapa besarnya uang dan nafsu telah mendorong masyarakat melalui karakter Kaonashi, namun godaan duniawi tersebut gagal memikat Chihiro sebagai representasi dari kepolosan seorang anak.
Acara ketiga yang tidak kalah menariknya, adalah seminar Anime legal bersama kak Daem dari Muse Indonesia. Acara yang dipandu oleh Bagus dan Dila membahas mengenai Muse Indonesia, lisensi pada penanyangan anime dan pentingnya bagi kita untuk tidak menonton bajakan. Tahukah kalian kalau Muse Indonesia sebenarnya bukan hanya sebatas channel Youtube biasa saja? Muse Indonesia itu bagian dari Muse Communications, sebuah perusahaan di Taiwan yang fokusnya pada bidang distribusi anime. Perusahaan ini akan membeli lisensi anime dari lisensor seperti Aniplex dan Kadokawa yang lalu didistribusikan ke berbagai daerah di Asia selain Jepang dan Korea, termasuk Indonesia. Lisensi ini digunakan sebagai bukti bahwa kita lagi mau meminjam hak tayang sebuah anime secara legal. Namun, lisensi ini tidak mudah didapat karena berbagai peraturan dari lisensor dan tentunya resiko pembajakan yang tinggi juga mempersulit dapatnya bukti pinjam tersebut.
Sebagai penikmat anime, kita tentu mau menonton anime terkenal dan bagus dengan mudah bukan? Dengan menonton di situs legal dan tidak membajaknya, kita mendukung para pembuat anime untuk membuat anime-anime berkualitas. Selain itu, kita juga mendukung upaya Muse Indonesia untuk membawa lebih banyak anime lain untuk kita semua tonton dengan mudah. Dalam acara ini, sempat juga dibicarakan tentang rencana Muse ke depannya, salah satunya adalah kolaborasi anime dengan café di Indonesia atau membuat pop up event anime di Indonesia. Untuk merealisasikannya, penting bagi kita untuk mencegah pembajakan dan menonton di situs legal supaya para lisensor percaya dengan kita.
Dengan demikian, selesailah semua event Gelar Jepang Universitas Indonesia 27 di hari pertama ini. Tidak terasa sekali ya! Kita sudah banyak melihat komunitas-komunitas dan kegiatan yang berhubungan dengan jejepangan di Indonesia. Terimakasih sudah membaca sampai sini, minna-san. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Author: TLC
Editor: MiwMiw