Halo minna-san, bagaimana nih kabarnya? Semoga baik-baik terus ya. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas salah satu tradisi imlek unik dari Indonesia nih. Tradisi itu tidak lain adalah perang air atau lebih dikenal sebagai Cian Cui. Apa sih Cian Cui itu? Kenapa diadakan pas imlek sih? Selatpanjang itu dimana sih? Nah, tanpa berbasa-basi lagi, simak terus artikel ini sampai habis ya!
Kata cian cui berasal dari bahasa Hokkien yang memiliki arti perang air. Cian Cui adalah tradisi imlek yang dilakukan dengan siram-siraman dengan becak motor dan kendaraan bermotor lainnya atau menyiram dari tepi jalan. Festival ini diadakan selama 6 hari berturut-turut pada sore hari pukul 4-6. Festival ini diadakan di Selatpanjang yang merupakan ibukota dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Awalnya, tradisi perang air ini terjadi karena kebiasaan warga Tionghoa yang mengunjungi kerabatnya menggunakan becak. Ketika anak-anak berpapasan, mereka pun saling menembak satu sama lain menggunakan pistol air. Namun, hal tersebut kian meresahkan masyarakat sebab tidak semua orang bersedia untuk disiram.
Festival ini dikecam karena saat pelaksanaan peserta menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus air lalu dilempar, hal ini menyebabkan rasa sakit pada peserta yang terkena lemparan. Lambat laun, dengan adanya aturan dan rute yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Festival ini menjadi lebih terorganisir dengan adanya personel kepolisian yang berjaga di sudut jalan. Selain itu, warga dari berbagai kalangan pun turut meramaikan festival tersebut. Tak hanya demikian, festival ini pun kerap menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pada 2017, festival ini diperkirakan dihadiri oleh kurang lebih 20.000 wisatawan. Selain itu, festival ini juga meraih Anugerah Pesona Indonesia pada tahun 2018. Festival tersebut kala itu berhasil mengungguli Dieng Culture Festival dari Kabupaten Wonosobo, Dragon Festival dari Yogyakarta, Festival Barongsai dari Tanjung Balai Karimun, dan lain sebagainya. Festival Cian Cui ini terpilih dengan pemungutan suara (voting) yang dilaksanakan oleh Kementrian Pariwisata pada 1 Juni – 31 Oktober 2018.
Pada 2021, festival ini terpaksa ditiadakan karena pandemi COVID-19 yang belum mereda. Akan tetapi, tahun ini festival Cian Cui direncanakan akan digelar dan hampir menemukan titik terang. Festival ini akan digelar jika mendapat izin dari pemerintah pusat. Namun, fakta berkata lain, Cian Cui tahun ini kembali ditiadakan untuk menghindari kerumunan guna mencegah penularan COVID-19.
Sekian artikel kita pada kali ini. Setiap daerah tentunya memiliki tradisi uniknya masing-masing. Keunikan tersebut tentunya menjadi perhatian bagi orang luar sehingga mampu menjadi pendapatan daerah melalui pariwisata. Kita doakan semoga pandemi ini cepat berlalu, supaya kita bisa merasakan lagi nuansa imlek unik dari ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti ini. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan minna-san. Sampai jumpa pada artikel berikutnya.
Author: Eru
Editor: Rra
Sumber
https://infopublik.id/kategori/nusantara/312847/cian-cui-raih-anugerah-pesona-indonesia-2018?show=
http://www.dumaiposnews.com/2022/01/cian-cui-2022-di-gelar-jika-mendapat-izin/