[Interview] Perjalanan Vyragami, Seorang Freelance Artist Profesional di Sosial Media
Konnichiwa, minna-san! Bagaimana kabarnya? Semoga sehat dan bahagia selalu, ya. Kali ini, kami berkesempatan untuk mewawancarai Vyragami, seorang freelance artist profesional dan sangat produktif. Yuk, kita simak profilnya bersama-sama!
Vyragami sudah suka menggambar sejak masih kelas 6 SD, namun baru mulai konsisten menggambar secara digital sejak tahun 2019. Dia mulai tertarik masuk ke dunia art karena terinspirasi dari illustrator Fuzichoco dan Lack Sensei. Dia memiliki beberapa akun sosial media dan website untuk mempublikasikan karya-karyanya, antara lain twitter, instagram, pixiv, discord, gmail, artstation, dan akun channel youtube untuk sosial media, serta ko-fi dan nitter untuk website. Dari sekian banyak akun sosial media dan website itu, yang paling sering dia gunakan adalah twitter.
Vyragami memulai aktivitas menggambarnya di instagram pada tanggal 13 Januari 2020, namun tidak lama setelah itu dia beralih ke twitter dan lebih sering aktif di sana. Saat itu, dia mulai banyak menggambar karakter dari game Arknights dan mem-posting-nya di twitter. Dia biasa mem-posting sekitar 6-8 karya dalam seminggu. Pada tanggal 22 Juni 2020, Vyragami berhasil meraih 600 followers. Pencapaiannya itu dia rayakan dengan mengadakan giveaway pertamanya yang berupa art raffle atau undian berhadiah gambar. Vyragami mulai sering menggambar karakter-karakter dari Hololive sejak dia menonton vtuber dari Hololive pada tanggal 20 September 2020. Memasuki tahun 2021, followers-nya bertambah dan jumlah average likes-nya meningkat dari 300-600 menjadi 4.000-5.000. Selain mem-posting gambar-gambarnya, dia juga membuka art commission dengan target untuk orang-orang luar negeri.
Vyragami menjelaskan bahwa untuk membuat gambar, hal pertama yang harus dia lakukan adalah mencari referensi untuk moodboard (kumpulan gambar, tulisan, dan objek lain yang menentukan satu tujuan dari sebuah karya). Kemudian, untuk komposisi gambarnya, dia biasa mencari referensi dari google maupun dari aplikasi referensi seperti pinterest, artstation dan lain-lain. Kedua jenis referensi tersebut dia gabungkan menjadi satu. Setelah itu, ia membuat moodboard untuk karya gambar yang ingin dia buat. Lalu, dia membuat sketsanya dengan memilih sekitar 2-3 dari referensi yang ia kumpulkan. Referensi yang terpilih dia ambil beberapa elemennya untuk diaplikasikan ke karya gambarnya itu.
Ketika sedang mengalami artblock (kondisi ketika para pekerja seni mengalami buntu ide atau kreativitas ketika ingin membuat karya), Vyragami beristirahat dari aktivitas menggambarnya dan mulai mencari kegiatan lain di luar menggambar yang bisa dijadikan sarana untuk mencari inspirasi, yaitu membaca manga atau bermain game. Menurutnya, membaca manga atau bermain game itu tidak hanya sebatas mengikuti jalan cerita atau gameplay-nya saja, tetapi juga melihat bagaimana tampilan background dan tokoh-tokoh di dalamnya dan hal itu bisa dijadikan referensi untuk membuat karya-karya gambar selanjutnya.
Seperti kebanyakan freelance artist pada umumnya, Vyragami juga pernah merasa kecewa karena terkadang persepsi orang terhadap karyanya tidak sebanding dengan upaya yang dia berikan ke dalam karyanya tersebut. Dia berpendapat bahwa hal ini disebabkan komposisi gambarnya di thumbnail susah untuk dilihat. Karena itu, dia berpesan bahwa sebelum membuat komposisi thumbnail gambar, harus dipikirkan dulu agar bisa terlihat seluruhnya, sehingga bisa menjadi clickbait yang baik bagi para audience karena mudah untuk dilihat. Vyragami juga memberikan tips bagi para artist pemula yang ingin menaikkan popularitas akun sosial medianya, antara lain dengan memberikan kesan catchy pada karya-karya yang dibuat, fokus membuat fanart, dan mementingkan kuantitas atau jumlah gambar terlebih dahulu. Bagi para artist profesional yang kesulitan mendapatkan engagement dari orang-orang yang melihat karyanya, tips yang dia berikan adalah dengan memfokuskan setiap posting-an akun sosial medianya dengan menggunakan bahasa Inggris agar semua orang, baik itu orang Indonesia atau luar negeri bisa mengerti apa yang disampaikan.
Nah, minna-san, begitulah sekilas tentang perjalanan Vyragami sebagai seorang freelance artist. Semoga para pembaca, terutama artist atau illustrator yang ingin menjadikan hobi menggambarnya sebagai sebuah karir bisa terinspirasi dari artikel ini. Sampai jumpa!
Author : Trashynut
Editor : Rika