Bagi kalian yang suka membaca komik di platform Webtoon pasti sudah tidak asing nih dengan webtoon “Dedes”, webtoon dengan genre romantis ini pernah menjadi perbincangan yang hangat di media sosial karena alur ceritanya mengangkat sejarah Indonesia dengan gaya seperti komik manhwa (만화, sebutan komik dalam bahasa Korea). Popularitas “Dedes” yang tinggi akhirnya membuat webtoon ini bisa diterbitkan dalam bahasa asing selain bahasa Indonesia, yaitu bahasa Inggris dan yang masih terbaru webtoon ini juga bisa diakses dalam bahasa Thailand. Kali ini, kita berkesempatan untuk berbincang bersama sosok di balik pembuatan webtoon “Dedes”, yaitu Kak Esti Siwi! Yuk, kita kenalan dengan webtoonist yang hebat ini!

Awal mula terciptanya karya “Dedes” ini dimulai saat Kak Esti mengerjakan tugas kuliahnya, dimana tugas tersebut adalah membuat sebuah komik strip. Kak Esti yang ternyata memiliki ketertarikan dengan dunia sejarah kerajaan Indonesia, akhirnya memilih tema sejarah kerajaan Majapahit sebagai latar cerita komiknya. Sebagai referensinya, Kak Esti melakukan riset sejarah kerajaan Majapahit dari berbagai sumber. Namun, yang menjadi inspirasi cerita “Dedes” adalah novel “Arok Dedes” karya Pramoedya Ananta Toer. Alasannya karena novel tersebut memberikan cerita dari sudut pandang Ken Dedes yang notabenenya adalah istri dari Ken Arok, Kak Esti ingin para pembacanya ikut merasakan pikiran dan perasaan Ken Dedes pada masa tersebut.

Untuk membuat ceritanya lebih menarik dan tidak membosankan, Kak Esti mengambil cerita dengan sub aliran isekai (異世界, sebutan untuk cerita dimana karakter berpindah atau reinkarnasi ke dunia lain). Pemilihan isekai ini didasari atas ketertarikan para pembaca komik akhir-akhir ini. Selain itu, Kak Esti juga berpendapat cerita isekai membuatnya lebih mudah dalam menyampaikan cerita “Dedes”. Beberapa referensi animasi dan manhwa dengan tema isekai juga digunakan oleh Kak Esti ke dalam “Dedes”, seperti manhwa “I Suddenly Became a Princess”, “Roxana”, dan manhwa lain yang berlatar sejarah kerajaan.

Dalam proses pembuatan design, Kak Esti mengatakan dirinya sangat menikmati proses membuat komik tersebut sebab menggambar dan membuat komik adalah hobinya sejak kecil. Karakter desain dalam “Dedes” sendiri juga menggunakan beberapa referensi dari animasi dan manhwa, pada proses ini juga Kak Esti sempat mengubah art style miliknya agar karakter design “Dedes” dapat lebih diterima oleh para pembaca. Salah satu contohnya adalah luka di wajah Tunggul Ametung, Kak Esti mengatakan luka tersebut adalah hasil riset yang mengatakan bahwa Tunggul Ametung memiliki wajah yang buruk rupa di beberapa referensi. Jika dilihat dari proses pembuatannya, webtoon “Dedes” ini memakan waktu kurang lebih 1 tahun untuk terbit di platform Webtoon karena riset dan beberapa perbaikan design yang dilakukan Kak Esti. Selain itu, dibutuhkan juga waktu kurang lebih 1 minggu untuk menyelesaikan 1 episode “Dedes”. Wah, ternyata lama juga ya persiapan dan pembuatan “Dedes” ini.

Selain membahas proses pembuatan “Dedes”, Kak Esti juga bercerita mengenai fakta-fakta menarik karakter “Dedes” lho! Berikut adalah beberapa fakta menarik karakter “Dedes”:

1. Mita, tokoh utama dalam cerita “Dedes” ini digambarkan sebagai anak kuliah yang sedang menyelesaikan skripsinya. Mita sendiri tertarik dengan cerita cinta segitiga antara Ken Dedes, Ken Arok, dan Tunggul Ametung. Namun, Mita ingin melihat cerita cinta ketiga tokoh sejarah ini dalam sudut pandang Ken Dedes. Fakta tentang Mita adalah dirinya merupakan cewek yang mandiri dan selalu menghadapi cobaan hidupnya dengan guyonan.

2. Ken Dedes, karakter ini digambarkan hidup dengan penuh aturan agama (agamis) karena statusnya yang Brahmana, sehingga Dedes kurang mengetahui dunia luar. Hal ini membuat apa yang terjadi pada Dedes bersama Tunggul Ametung adalah hal yang pertama baginya. Selain itu, Dedes juga digambarkan memiliki bahasa cinta (Love Language) Word of Affirmation yang artinya Dedes menyukai jika dirinya dipuji atau digombal.

3. Tunggul Ametung, karakter ini digambarkan sebagai sosok laki-laki yang cerdas dan cerdik karena posisinya yang berada di Kerajaan Kertajaya. Selain itu, bahasa cinta (Love Language) dari Tunggul Ametung adalah Physical Touch atau melakukan kontak fisik. Nah, untuk fakta design karakter Tunggul Ametung dimana terdapat luka di wajahnya berkaitan dengan masa lalunya. Bagi yang penasaran, boleh dong ikuti ceritanya di webtoon.

4. Ken Arok, karakter ini digambarkan sebagai pemuda yang lahir dari ibu berkasta Sudra. Dalam agama Hindu dan beberapa daerah, kasta Sudra ini merupakan kasta terendah dimana pemegang kasta ini harus menggunakan jasmani mereka untuk bekerja dan menghormati kasta lainnya. Ken Arok juga digambarkan memiliki sifat logis dan sangat matang dalam membuat rencana. Jika ditanya tentang bahasa cinta (Love Language), Ken Arok adalah seseorang yang suka diberikan hadiah oleh orang lain atau orang terdekatnya.

5. Umang, karakter ini digambarkan sebagai perempuan yang memiliki image biasa namun juga memiliki daya tariknya tersendiri. Jika ditanya tentang bahasa cinta (Love Language), Umang adalah seseorang yang suka memberikan hadiah.

Di akhir perbincangan kita dengan Kak Esti, Kak Esti mengatakan cerita yang dia buat dalam “Dedes” adalah cerita dengan latar belakang sejarah. Maka dari itu, cerita miliknya belum valid jika dijadikan sebagai pembelajaran sejarah sebab “Dedes” sendiri sudah dicampur dengan beberapa referensi dan imajinasi dari pembuat webtoon ini. Sehingga, Kak Esti berharap karyanya hanya dijadikan sebagai hiburan dan saran menambah informasi tentang sejarah. Kak Esti juga memberikan saran bagi kalian yang juga hobi dan tertarik membuat komik, Kak Esti berpesan untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum mengeksekusi sebuah cerita.

Terima kasih kepada Kak Esti Siwi yang telah menyempatkan waktunya untuk berbincang bersama kami. Semoga Kak Esti selalu dalam keadaan sehat dan bahagia sehingga bisa terus berkarya dalam webtoon. Bagi minna-san yang ingin lebih tau tentang karya lain Kak Esti, kalian bisa mengikuti instagramnya @Esti.siwi dan twitternya @esti.siwi, Sekian interview kali ini, sampai jumpa di artikel berikutnya!

Author: Rika
Editor: Rra