Sebelum libur kepikiran mau pergi sana-sini, ingin ini itu, tapi pas libur kenapa janjiannya sama tempat tidur mulu? Selain mengulangi makan, main, dan tidur pada liburan semester kemarin, Nippon Club dapat kesempatan untuk meliput keseruan dari festival Gelar Jepang UI (GJUI) yang ke-30. Untuk yang bingung karena bukannya ke sini, tapi malah ke Hoyofest, event ini diadakan setiap tahun oleh himpunan mahasiswa Japanologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (HIMAJA FIB UI). Nah, di tahun ini, GJUI ke-30 diadakan pada tanggal 9–11 Agustus kemarin.

Apa saja sih yang ada di GJUI ke-30 kemarin? Banyak booth dan aktivitas menarik, seperti seminar seiyuu yang menghadirkan dubber dan voice actor Indonesia untuk berbincang-bincang soal pengalaman mereka, kompetisi karaoke, coswalk, band, lalu comic workshop, talkshow, serta meet and greet dan konser dari ASOBI Doumei, suatu grup musik dan vokal dari Jepang yang pernah membuat beberapa lagu untuk anime dan meng-cover lagu anime, showcase dari berbagai kreator Bstation, dan masih banyak lagi yang kalau dibahas satu-satu bisa jadi novelnya sendiri.

Pada festival GJUI ke-30, Nippon Club mendapat kesempatan untuk menghadiri presscon ASOBI Doumei. Dari presscon tersebut, banyak fakta-fakta menarik yang muncul dari kedua personil dan grup mereka. Apa saja sih? Berikut kita bahas satu per satu.

Grup ini terdiri dari dua personil, yaitu TOKUMIX dan RIMy, yang membentuk ASOBI Doumei. Dari namanya, kata doumei sendiri memiliki arti alliance atau persekutuan karena mereka berdua bersama sebagai partner bisnis membuat grup musik bersama. Berawal dari meng-cover lagu-lagu Jepang atau anime, kini mereka sudah membuat beberapa lagu untuk ending anime, seperti “Tengoku Daimakyou”, “Yozakura-san Chi no Daisakusen”, dan “Goukon ni Ittara Onna ga Inakatta Hanashi”. Inspirasi dari lagu-lagu tersebut dan lagu lainnya yang pernah mereka buat banyak datang dari Yoasobi dan Official Hige Dandism.
Sama seperti Yagoo, saat sampai di Indonesia, makanan pertama yang mereka coba adalah nasi goreng. Mereka juga sempat bertanya oleh-oleh apa yang cocok untuk dibawa pulang dari Indonesia yang serentak dijawab,  “Indomie!”, oleh semua peserta presscon.

Selain itu, kami juga menghadiri seminar seiyuu yang menghadirkan narasumber Kak Hardi Dian Anto dan Kak Tisa Julianti, dubber dan voice actor yang mengisi suara karakter-karakter ke bahasa Indonesia. Dalam seminar tersebut, narasumber bercerita soal perjalanan mereka dalam dunia dubbing dan voice acting Indonesia, serta memberikan tips mengenai hambatan yang pernah mereka temui selama berkarir, mulai dari bagaimana mereka mendalami karakter karakter mereka, bagaimana mereka melatih suara mereka, sampai cara mereka bisa mendapat permintaan untuk mengisi suara karakter.

Tadi sudah bahas aktivitasnya, sekarang mari kita bahas lokasi event-nya. Berlokasi di Fakultas Institut Budaya UI dengan pembagian venue outdoor dan indoor. Tempatnya sendiri bagus untuk foto-foto cosplayer dan memiliki tempat-tempat yang unik juga, walaupun siang harinya diterjang cahaya matahari. Luasnya cocok untuk menampung lautan manusia dan tempat yang terbuka membuat venue menjadi lebih sejuk. Ditambah lokasinya yang strategis, venue ini dapat diakses dengan kereta di Stasiun UI ataupun kendaraan pribadi sehingga mempermudah akses dan meningkatkan kenyamanan bagi pengunjung.

Begitulah pengalaman Nippon Club selama menghadiri GJUI 30: keliling venue, foto-foto dengan cosplayer, ikut seminar, presscon, nonton coswalk, dan jajan sampai dompet menangis kami lakukan. Kalian ada yang pergi kesana juga tidak? Buat yang ketinggalan, GJUI akan ada setiap tahunnya, jadi jangan sampai kelewatan tahun depan ya! Sekian liputan kali ini, sampai jumpa di event-event berikutnya!


Penulis: RinRin

Editor: Iceblizt, Riri