[REVIEW] Anime 2.5 Dimensional Seduction Layak Menjadi Rival dari My Dress-Up Darling?

Kalau ngomongin anime cosplay, tentu pikiran kita akan langsung tertuju ke Sono Bisque Doll wa Koi wo Suru atau sang penjahit Gojo rambut hitam bersama gyaru Kitagawa Marin. Akan tetapi, season Summer 2024 juga menawarkan anime cosplay dengan judul lain, yakni 2.5 Dimensional Seduction. Lalu, apakah 2.5 Dimensional Seduction ini bagus untuk diikuti? Atau bahkan melebihi My Dress-Up Darling? Penjelasannya akan saya ungkapkan di paragraf-paragraf berikutnya.

Anime 2.5 Dimensional Seduction ini mengusung tema otaku culture, terutama hobi cosplay. Anime ini berfokus pada hubungan antara MC dan heroine, yang dimana minat kedua karakter tersebut sama persis. MC yang sudah tidak tertarik dengan wanita 3D dan hanya terobsesi dengan satu karakter anime, serta heroine yang sangat terobsesi dengan karakter sama yang disukai MC dan mendalaminya dengan sangat mendalam. Nah, karena menemukan minat yang serupa, mereka pun mulai saling mendukung dan mengembangkan hobi mereka melalui klub penelitian manga di sekolah mereka.

Cukup dengan sinopsis singkatnya, sekarang saya akan mengungkapkan apa yang bagus dari 2.5 Dimensional Seduction. Anime 2.5 Dimensional Seduction ini saya rasa sangat unggul dalam pembawaan pesan yang ingin disampaikan. Pembawaan pesan yang saya maksud adalah nilai moral yang secara tersirat jika kita benar-benar menyaksikannya dengan teliti. Kemudian, satu per satu karakter yang muncul memiliki permasalahannya masing-masing sehingga kita tidak hanya melihat hubungan yang berlebihan antara MC dan heroine. Pemberian porsi kepada setiap karakter, terutama cosplayer, sangat merata di sini.

Awalnya, saya merasa anime ini hanya anime ecchi harem biasa. Hal ini dikarenakan saya tidak melihat adanya perkembangan di tiga episode pertama. Kendati demikian, episode pertama untuk anime ini bisa dibilang cukup baik. Hanya saja episode 2 dan 3 tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan atau bisa saya bilang stagnan.

Setelah dua bulan, saya pun memutuskan untuk memberi anime ini kesempatan kedua. Alangkah terkejutnya saya ketika melihat perkembangan yang lumayan oke karena MC dan heroine sudah terjun ke event dan dari sinilah titik balik kebosanan yang saya terima di dua episode sebelumnya. Perbedaan yang kontras antara 2.5 Dimensional Seduction dan My Dress-Up Darling mulai terlihat di sini.

Saya rasa, 2.5 Dimensional Seduction lebih berfokus kepada komunitas cosplayer yang dimana kita melihat benar hubungan antar cosplayer beserta partnernya. Selain itu, mentoring antara cosplayer senior ke junior juga terlihat disini dan ditunjukkan dengan sangat baik. Serta, yang saya suka adalah terdapat perang psikologis antara satu cosplayer dengan cosplayer lainnya sehingga ditunjukkan bahwa hobi cosplay membutuhkan dedikasi dan konsistensi yang sangat tinggi.

Sebaliknya, My Dress-Up Darling lebih fokus pada hubungan romansa antara Gojo dan Marin. Walau kita juga melihat ada karakter cosplayer lain yang muncul. Kita tidak melihat adanya ketersinggungan antara satu karakter dengan karakter lainnya. Seperti anime ini hanya dibuat untuk Gojo yang membuat kostum dan Marin mengenakannya. Walau harus diakui, romansa pada anime ini memang ditampilkan dengan sangat baik.

Kedua anime ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anime 2.5 Dimensional Seduction sangat unggul dalam penyajian otaku culture, terutama dunia cosplay. Bagaimana kesulitan yang dihadapi oleh cosplayer dari dalam komunitasnya maupun respon orang luar, tidak hanya terhadap cosplayer, melainkan otaku atau wibu pada umumnya. Selain itu, 2.5 Dimensional Seduction juga sarat akan pesan moral jika Anda memperhatikan beberapa detail pada dialog yang disajikan. Hanya saja yang menjadi kekurangan pada 2.5 Dimensional Seduction adalah animasi, direksi dan visual yang sangat biasa dan cenderung monoton sehingga tidak semua orang akan menikmati menontonnya.

Kebalikannya, My Dress-Up Darling sangat unggul secara animasi, visual, dan direksi. Kendati demikian, bertolak belakang dengan 2.5 Dimensional Seduction karena saya rasa, My Dress-Up Darling kurang dalam pembawaan otaku culture karena cakupannya masih terlalu sempit jika dibandingkan dengan 2.5 Dimensional Seduction. Selain itu juga, romansanya jauh lebih bagus dibanding anime yang kita diskusikan ini.

Apabila saya diharuskan untuk memilih mana yang lebih baik, saya tetap akan memilih 2.5 Dimensional Seduction. Hal ini dikarenakan pesan yang dibawakan mampu membuat saya merasa relate dan tidak jarang juga sampai terbawa perasaan hingga meneteskan air mata. Selain itu, saya juga bisa belajar bahwa kita harus menjalani hobi maupun pekerjaan kita dengan hati yang tulus, tidak terbuai dengan hasil dan menikmati prosesnya.

Saya merasa bahwa anime ini bisa melampaui My Dress-Up Darling apabila mereka memiliki animasi, visual, dan direksi yang lebih baik. Hanya saja, kesempatan tersebut tidak digunakan sehingga masih satu level di bawahnya. Jika minna ingin menyaksikannya, saya sarankan minna untuk sedikit lebih sabar karena tiga episode pertama tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Minna akan menikmati hasilnya ketika mencapai episode empat dan cerita akan terus meningkat seiring dengan karakter baru yang diperkenalkan dengan kendala mereka masing-masing. Sekian, mari terus berdiskusi, minna!


Writer: Eru

Editor: Riri